Sepak bola tak melulu soal pertandingan. Sepak bola juga bisa jadi pentas budaya tak teknologi. Piala Presiden 2025 buktinya. Turnamen pramusim itu dikemas seindah dan seprofesional mungkin. Terlebih saat pesta penutupan laga final, Minggu, 13 Juli 2025.
LANGIT malam Stadion Si Jalak Harupat bak kanvas yang indah. Warna-warni. Penuh pendar cahaya dari 1.400 drone yang terbang berbarengan. Pesawat-pesawat mini itu menari-nari. Mengiringi prosesi penyerahan penghargaan.
Mereka berpindah-pindah posisi secara teratur dan ritmis. Membentuk siluet. Mulai peta Indonesia, bendera Indonesia, logo PSSI, wajah Presiden Prabowo Subianto, hingga trofi piala Presiden.
Semuanya mengudara di angkasa Kabupaten Bandung. Warnanya berganti-ganti. Merah, putih, kuning. Memukau mata penonton di stadion. Tak ketinggalan, memikat penonton yang menikmati sajian lewat layar kaca.
Di lapangan, ada pula juggling bola massal. Yang melakukan adalah 2.500 anak Sekolah Sepak Bola (SSB). Mereka memamerkan skill olah bola di sekeliling lapangan.
Sementara, lagu Garuda di Dadaku yang rancak dibawakan oleh Prince Poetiray. Anda sudah tahu, remaja berumur 11 tahun itu adalah pengisi suara karakter Don pada film Jumbo yang tayang pada 2025. Tentu, namanya juga mengingatkan pada Rochy Putiray, mantan striker timnas yang berpenampilan nyentrik. Tapi, ya, mereka tidak berkerabat dekat…
BACA JUGA:ISL All Star vs Dewa United 0-2, Tangsel Warrios Juara 3 Piala Presiden
BACA JUGA:Arema FC vs Oxford United 0-4 di Piala Presiden, Ole Romeny Nyekor Lalu Cedera!
Kolaborasi Seni dan Teknologi Warnai Penutupan Piala Presiden 2025-Haritsah Almudatsir/ Harian Disway -Haritsah Almudatsir
Lagu itu menjadi penyemangat. Mendongkrak atmosfer stadion menjadi kian heroik. Tepuk tangan penonton yang riuh menjadi buktinya.
Isyana Sarasvati dan Melly Lee juga ikut ambil bagian di seremoni penutupan Piala Presiden 2025. Isyana menyanyikan lagu Tanah Airku. Dia bernyanyi dari tribun penonton. Pakaiannya serba putih. Suara merdunya mengundang penonton di stadion untuk ikut bernyanyi.
Sementara Melly menyanyikan lagu-lagu daerah. Lantunan lagu itu dipadukan dengan 250 pemain angklung Saung Udjo. Mereka mengenakan pakaian adat dari berbagai daerah Indonesia. Tak hanya bermain angklung, mereka juga sesekali menari sembari mengangkat angklungnya.
Tak mau ketinggalan, yang sedang naik daun saat ini pun diundang. Ya, benar. Penampilan Rayyan Arkan Dhika “Pacu Jalur”. Ia menari dengan goyangan trending-nya di media sosial yang bertajuk “Aura Farming”. Meski diguyur hujan, auranya tetap menyala. Bahkan Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, seperti terhipnotis. Ia berdiri lalu ikut menari menirukan Rayyan.
Kejutan lain juga dihadirkan di Piala Presiden edisi ketujuh tersebut. Tim yang bermain tak hanya tim domestik. Ada dua tim mancanegara yang diundang, Oxford United dari Inggris dan Port FC dari Thailand.
Fakta itu menjadi prestasi tersendiri bagi sepak bola Tanah Air. Sebab, sejak kali pertama digelar pada 2015, yang bertanding selalu tim lokal.
BACA JUGA:Dewa United vs Port FC 2-1: Asnawi Cs Comeback, OTW Final Piala Presiden