HARIAN DISWAY - Di tengah gemerlap skuad Real Madrid yang terus berkembang, Brahim Diaz menghadapi dilema pelik. Meski mencatat peningkatan jumlah penampilan dalam dua musim terakhir, menit bermainnya malah menurun, menandakan peran yang semakin mengecil.
Konsistensinya peran Arda Guler dan datangnya Franco Mastantuono, menunjukkan sempitnya ruang untuk Brahim Diaz di bawah kendali Xabi Alonso.
Namun, di balik bayang-bayang persaingan sengit, Brahim tetap setia dan siap berjuang demi tempat di tim utama Los Blancos.
Seperti yang sering terjadi di level sepak bola elit, setiap penampilan gemilang dari seorang pemain biasanya diikuti dengan menyempitnya ruang bagi pemain lain. Brahim Diaz tampaknya menjadi salah satu korban utama dari transisi ini.
Didatangkan oleh Real Madrid dari Manchester City pada Januari 2019, Brahim hanya tampil sebanyak 21 kali di semua kompetisi dalam satu setengah musim pertamanya.
Ia kemudian dipinjamkan ke AC Milan, di mana ia tampil cemerlang dan turut mempersembahkan gelar Serie A musim 2021/22, hingga akhirnya diminta kembali ke Santiago Bernabeu pada musim panas 2023.
BACA JUGA:Resmi! Real Madrid Gaet Wonderkid Malaga Beltran Capote
BACA JUGA:Real Madrid Tak Aktifkan Klausul, Nico Paz Tetap di Como
Di bawah asuhan Carlo Ancelotti, Brahim berhasil menempati peran sebagai "pemain ke-12" — pengganti reguler dari bangku cadangan — sebagai alternatif bagi Rodrygo dan Jude Bellingham.
Statistik Menit Bermain Brahim Diaz
Pada musim 2023/24, Brahim Diaz mencatatkan 44 penampilan dengan torehan 12 gol dan 9 assist. Jumlah itu meningkat pada musim 2024/25 menjadi 56 pertandingan, meskipun dengan kontribusi lebih sederhana: 6 gol dan 7 assist.
Sekilas, angka-angka tersebut menunjukkan peningkatan peran. Namun kenyataannya tidak demikian. Dari 44 laga musim lalu, hanya 23 kali ia bermain sebagai starter.
Dari sisi total menit bermain, memang ada peningkatan yang signifikan. Pada musim 2023/24, ia mencatatkan 2.006 menit bermain, sedangkan musim 2024/25 naik menjadi 2.286 menit.
Namun, jika dirata-rata, waktu bermain per pertandingan justru menurun: dari 45,5 menit per laga menjadi 40,8 menit. Artinya, meskipun jumlah pertandingannya meningkat, durasi aktualnya di lapangan relatif menurun.
Hilangnya Peran Seiring Perubahan Pelatih
Pemain kelahiran Dos Hermanas, kota kecil di Malaga, tampaknya kehilangan pamornya di bawah kepemimpinan Ancelotti, dan belum mendapatkan kepercayaan penuh sejak Xabi Alonso mengambil alih kursi pelatih.
BACA JUGA:Franco Mastantuono Menuju Real Madrid, Xabi Alonso Janjikan Starter?
BACA JUGA:Filosofi 'Keras' Xabi Alonso di Real Madrid: Semua Harus Lari, Termasuk Kiper!
Kondisi ini tampak jelas selama Piala Dunia Antarklub 2025 — turnamen dengan intensitas tinggi dan jadwal padat yang memerlukan rotasi pemain untuk menghindari kelelahan dan cedera. Seharusnya ini menjadi kesempatan emas bagi Brahim.
Momentum Arda Guler dan Datangnya Mastantuono
Namun, Arda Guler justru tampil sebagai kunci taktik Xabi Alonso dalam turnamen tersebut. Gelandang timnas Turki itu mengisi peran penting saat Luka Modric dicadangkan.
Brahim hanya mencatat empat kali sebagai starter di turnamen itu, dengan total 103 menit bermain — rata-rata 25,7 menit per laga.
Bandingkan dengan Arda Guler, yang meski hanya dua kali sebagai starter dan empat kali masuk dari bangku cadangan, telah mencatatkan 423 menit bermain atau rata-rata 70,5 menit per pertandingan.
Situasi Brahim semakin rumit dengan kedatangan Franco Mastantuono. Real Madrid telah berinvestasi sebesar €63,2 juta (sekitar Rp1,12 triliun) untuk pemain muda Argentina tersebut, menunjukkan niat serius klub untuk menjadikan bagian penting dari skuad masa depan. Hal ini tentu menambah tekanan bagi Brahim untuk bersinar.
BACA JUGA:Penyebab Real Madrid Kalah 0-4 dari PSG, Xabi Alonso Mengaku Salah
BACA JUGA:Rating Pemain Real Madrid Pasca Digasak PSG 0-4, yang Bagus Cuma Courtois
Tetap Ingin Bertahan
Meski demikian, Brahim Diaz tetap menunjukkan kesetiaannya kepada Real Madrid. Ia dikabarkan hampir memperbarui kontraknya, yang saat ini akan berakhir pada Juni 2027.
Ia masih bisa mendapatkan keuntungan dari kemungkinan hengkangnya Rodrygo Goes pada musim panas 2025.
Untuk saat ini, Brahim — lulusan akademi Malaga — akan terus berjuang mempertahankan posisinya di tim. Setiap menit bermain akan menjadi sangat berarti dalam menentukan masa depan bersama Los Blancos. (*)