BACA JUGA:Said Abdullah: Tuntaskan Masalah Stunting dan Kemiskinan Ekstrem
Seniman ondel-ondel Fadillah Akbar menyatakan bahwa pertunjukan seharusnya dilakukan secara lengkap, dengan pasangan boneka pria dan wanita serta diiringi musik tradisional, bukan lagu dari pengeras suara.
"Masalahnya, mereka mengemis di jalan itu gangguan, dan mengganggu hati saya," ujarnya. "Tentu saya kasihan, tapi ini soal martabat budaya," katanya.
Sebaliknya, sejarawan JJ Rizal mengkritik rencana larangan tersebut. "Melarang pengamen ondel-ondel atas nama budaya menunjukkan kurangnya pemahaman mereka tentang tradisi," katanya. "Ini membuktikan bahwa pemerintah tidak hanya tak memahami budaya, tapi juga membahayakan pelestarian seni," pungkas Rizal.(*)
*)Mahasiswa Magang Prodi English for Business Communication and Professional Politeknik Negeri Malang