Misi Berat Xabi Alonso: 3 Masalah Besar Real Madrid Jelang Musim Baru

Senin 04-08-2025,15:24 WIB
Reporter : Bagus Aji
Editor : Salman Muhiddin

HARIAN DISWAY - Xabi Alonso resmi mengambil alih kursi kepelatihan Real Madrid mulai musim 2025/26.

Dengan warisan skuad bertalenta namun belum stabil secara taktik, ia dihadapkan pada tantangan besar: memperbaiki pertahanan bola mati, menciptakan harmoni antara Vinicius Jr dan Kylian Mbappe, serta membangun kembali keseimbangan di lini tengah pasca kepergian Kroos dan Modric.

Mampukah Alonso menjawab ekspektasi tinggi dan mengembalikan dominasi Los Blancos di Eropa?

1. Pertahanan Bola Mati

Salah satu kelemahan yang paling mencolok Real Madrid musim lalu adalah ketidakefektifan mereka dalam mengantisipasi situasi bola mati.

Los Blancos kerap kebobolan dari skema tendangan sudut maupun tendangan bebas tidak langsung, yang mencerminkan minimnya struktur dan konsentrasi individu dalam fase bertahan.

Di bawah asuhan Carlo Ancelotti, pertahanan Real Madrid tampak kurang terorganisir dalam pertandingan bola udara, sering kali membiarkan lawan tak terkawal atau gagal mengamankan bola kedua.

Xabi Alonso, yang dikenal dengan pendekatan taktisnya saat menangani Bayer Leverkusen, diharapkan mampu menerapkan sistem pertahanan dengan pengugasan man-to-man yang jelas, antisipasi lebih baik, dan respon cepat terhadap bola rebound. Perbaikan di sektor ini dapat meningkatkan catatan waktu perlindungan secara signifikan.

BACA JUGA:Filosofi 'Keras' Xabi Alonso di Real Madrid: Semua Harus Lari, Termasuk Kiper!

BACA JUGA:Xabi Alonso Pinjamkan Mario Martin ke Getafe Demi Jam Terbang

2. Harmoni Vinicius-Mbappe di Lini Depan

Secara teori, duet Kylian Mbappe dan Vinicius Jr. merupakan kombinasi impian di lini serang. Namun, kenyataannya belum sesuai ekspektasi.

Meski telah bermain bersama lebih dari 3.400 menit musim lalu, interaksi keduanya di lapangan masih sangat terbatas.

Statistik menunjukkan hanya sekitar 15% umpan Vinicius mengarah ke Mbappe, dan sebaliknya hanya 13% umpan Mbappe diterima Vinicius. Ini menandakan kurangnya koneksi taktis yang perlu segera ditingkatkan.

Xabi Alonso harus menciptakan pola permainan yang mendorong kerja sama di antara mereka, baik melalui posisi rotasi, peran yang lebih terdefinisi, atau skema serangan cepat yang memaksimalkan kelebihan keduanya.

Dengan catatan 44 gol dan 5 assist dari Mbappe serta 22 gol dan 19 assist dari Vinicius musim lalu, hubungan yang lebih harmonis bisa menjadikan mereka salah satu duet paling mematikan di Eropa.

3. Keseimbangan Lini Tengah

Kepergian Toni Kroos dan Luka Modric menyisakan ruang besar di lini tengah Madrid, baik secara teknis maupun dalam pengaturan ritme permainan.

Sepanjang musim lalu, Real Madrid kesulitan mengontrol tempo, terutama saat menghadapi tim yang menerapkan tekanan tinggi atau lawan yang punya struktur permainan cepat. 

BACA JUGA:Brahim Diaz Perpanjang Kontrak dengan Real Madrid Meski Dilirik Klub Saudi

BACA JUGA:Real Madrid dan Como Rebutan Rodrigo Mendoza, Sebagus Apa?

Kehilangan figur pengatur tempo permainan membuat transisi permainan Madrid sering kali tidak mulus. Xabi Alonso kini harus menemukan kombinasi ideal antara kreativitas, ketahanan fisik, dan kedisiplinan posisi.

Pemain seperti Eduardo Camavinga, Aurelien Tchouameni, dan Jude Bellingham menawarkan kualitas berbeda, namun memerlukan struktur permainan yang tepat agar mereka bisa berfungsi secara optimal.

Tugas Alonso adalah membentuk lini tengah yang kokoh, mampu melindungi lini belakang, menjaga penguasaan bola, dan mendistribusikan bola dengan efektif ke lini serang.

Dengan tambahan amunisi baru seperti Dean Huijsen (bek tengah), Trent Alexander-Arnold (bek kanan), Franco Mastantuono (gelandang serang), dan Alvaro Carreras (bek kiri), Xabi Alonso memiliki banyak formula taktik yang ia bisa terapkan.

Kini, semua mata akan tertuju pada Xabi Alonso—mampukah ia membentuk Real Madrid yang lebih solid dan menakutkan musim ini? (*) 

Kategori :