Hal itu tampak pula ketika The Aartsen feat Adam Zagorski membawakan Bunga Anggrek karya Ismail Marzuki.
BACA JUGA:Tohpati Ethnomission Bawakan Jazz Nusantara di BRI Jazz Gunung Series 2 Bromo
Dalam lagu itu, Nita memanggil Alexander Aartsen, vokalis sekaligus suaminya. Anda sudah tahu, Thee Aartsen feat Adam Zagorski merupakan band keluarga. Selain Nita dan Alexander, terdapat Brandon Julio Aartsen (bass) dan Michael Aartsen (gitar).
Dalam BRI Jazz Gunung Series 3 Ijen, mereka berkolaborasi dengan Adam, drummer asal Polandia. Saat menyanyikan Bunga Anggrek, Nita meninggalkan keyboardnya. Dia berduet dengan Alexander.
Dalam BRI Jazz Gunung series 3 Ijen, Irsa Destiwi, leader Irsa Destiwi Trio tetap tampil memukau meski turun hujan.-Jazz Gunung Indonesia-
Lagu itu dibawakan dalam dua bahasa. Yakni Indonesia dan Belanda. Bergantian, berselang-seling. "Lagu ini kami persembahkan untuk mendiang Ismail Marzuki, musisi nasional yang sangat kami hormati," ujar Nita.
BACA JUGA:Tohpati Ethnomission Bawakan Jazz Nusantara di BRI Jazz Gunung Series 2 Bromo
Alexander sempat turun dari panggung. Menghampiri seorang penonton perempuan. Menudingnya sembari menyanyikan lirik, Engkau cinta kepadaku, bulan menjadi saksi. Dan engkau telah berjanji sehidup-semati. Penonton itu pun tersipu.
Kelompok itu memainkan classic tunes atau lagu jazz populer berirama ceria: Cheek to Cheek. Keduanya pun kompak ketika memberi kesempatan pada dua putranya serta Adam untuk mengisi interlude.
Keduanya menepi di sisi kiri dan kanan panggung. Memberi ruang bagi penonton untuk menyaksikan interlude dan gaya permainan mereka dengan bebas.
BACA JUGA:Lorjhu' Buka BRI Jazz Gunung Series 2 Bromo, Band Cadas Madura!
Total, mereka membawakan enam komposisi: Greysun, Si Jali-jali, Blue Rondo, Bunga Anggrek, Cheek to Cheek, dan diakhiri dengan La Fiesta.
Kemudian tiba giliran Irsa Destiwi Trio feat William Lyle. Mereka membawakan enam komposisi: Rosy Cheeks, Ballad 22, It Could Happen to You, Meet Me Around the Corner, My Name is Ruby, Nascimento, Those 5 Days, dan Tree House.
Band tersebut berkonsep traditional jazz. Ciri khasnya adalah improvisasi kolektif. Semua instrumen bermain bersama.
BACA JUGA:Rouge Siap Hibur Jamaah Al-Jazziyah di BRI Jazz Gunung Series 2 Bromo, Sajikan Jazz Kelas Eropa!
Tekstur harmoninya pun cukup kaya dan dinamis. "Traditional jazz dan pengembangan-pengembangan tertentu menjadi karakter kami. Semua materi pun adalah karya kami sendiri," ujar Irsa Destiwi, leader sekaligus vokalis grup tersebut.