Real Madrid yang sekarang dilatih oleh Xabi Alonso, tengah mencari penyerang seperti Joselu, tetapi tidak melihat Marcius Rashford sebagai tipe pemain yang tepat-Tangkapan Layar Instagram@marcusrashford -
Dan di situlah Man Utd gagal. Mereka terus bereaksi terhadap hasil, bukan membangun masa depan. Mereka memecat manajer karena tekanan media, bukan karena evaluasi strategis.
Mereka merekrut pemain mahal tanpa melihat kecocokan dengan gaya permainan, hanya untuk menutupi kelemahan sementara.
Rashford tidak hanya berbicara sebagai pemain. Ia berbicara sebagai fan sejati. "Sebagai pemain dan sebagai fan, rasanya 100 persen menyakitkan melihat klub seperti ini," katanya.
Dan bagi mereka yang mengenalnya, itu bukan sekadar kritik. Hal itu adalah jeritan dari hati seorang anak yang melihat rumahnya hancur perlahan.
Ia masih berharap. Ia ingin Man Utd kembali punya prinsip. Ia ingin akademi kembali menjadi jantung klub, bukan sekadar cadangan pemain. (*)