Mereka ingin penonton merasakan realitas pahit mengenai tubuh yang perlahan lumpuh, beban psikis keluarga, dan keterbatasan komunikasi.
Hasilnya, film itu bukan hanya menyedihkan. Tapi juga membuka mata tentang penyakit langka yang masih jarang dibicarakan di Indonesia.
BACA JUGA:Gal Gadot Klarifikasi Pernyataan soal Kegagalan Film Snow White
3. Dekat dengan Pengalaman Personal Sutradara
Sosok Reka Wijaya, sutradara film Hanya Namamu Dalam Doaku.--@hanyanamamudalamdoaku.film-Instagram
Reka Wijaya bukan hanya bercerita. Tapi juga menuangkan emosi pribadi dalam film itu. Beberapa pemain sempat bercerita bahwa sang sutradara ikut larut dan menitikkan air mata saat proses syuting.
Hal itu membuat arahan akting terasa lebih jujur. Seolah film itu lahir dari pengalaman yang benar-benar nyata.
4. OST Penuh Jiwa, Dibawakan Nadin Amizah
Nadin Amizah, penyanyi indie-folk “Berpayung Tuhan” yang menjadi soundtrack utama film Hanya Namamu Dalam Doaku.--@cakecaine-Instagram
Kalau bicara soal film haru, soundtrack jadi elemen penting. Lagu Berpayung Tuhan ciptaan mendiang Gustiwiw, yang dibawakan Nadin Amizah, jadi inti musik film itu.
Suara Nadin yang syahdu berpadu dengan lirik penuh doa. Benar-benar mengikat suasana. Tambahan lagu Rindu Membawa dari Romantic Echoes serta Bahasa Kalbu versi Raisa dan Andi Rianto bikin hati penonton makin bergetar.
5. Debut Bryan Domani sebagai produser kreatif
Bryan Domani aktor yang debut sebagai co-executive producer lewat film Hanya Namamu Dalam Doaku, pengalaman baru di balik layar perfilman.--@hanyanamamudalamdoaku.film-Instagram
Nama Bryan Domani mungkin lebih dikenal sebagai aktor. Tapi kali ini ia hadir sebagai produser eksekutif. Itu menjadi pertama kalinya Bryan terjun di balik layar dan ikut terlibat sejak awal proses produksi.
Bryan mengaku peran barunya itu penuh tantangan, bahkan membuatnya sempat “pusing”. Namun, justru memberi pengalaman berharga yang membuatnya semakin jatuh cinta pada dunia film.
BACA JUGA:Peacemaker Season 2 Raih Skor Sempurna di Rotten Tomatoes
Kehadirannya jadi bukti bahwa generasi muda bisa berkontribusi lebih. Bukan hanya di depan kamera. Tapi juga di balik layar.
Hanya Namamu Dalam Doaku bukan sekadar film untuk ditonton. Tapi pengalaman emosional yang bisa membuka mata. Ia menghadirkan cinta, sakit, kekecewaan, sekaligus doa dalam satu rangkaian cerita.