Bagi banyak anak muda, handmade fashion adalah cara untuk mengekspresikan diri sekaligus mendukung UMKM lokal yang mengandalkan produk buatan tangan.
Alih-alih membeli produk dari merek global, kebanyakan Gen Z lebih bangga memakai karya dari pengrajin lokal Indonesia. Produk handmade menjadi simbol gaya hidup sederhana yang penuh cerita.
BACA JUGA: Kreatif, Para Perempuan Semarang membuat Beads Bag dari Manik-manik
Meski populer, crochet dan produk handmade lainnya punya satu tantangan yang sama. Membuat satu produk membutuhkan waktu yang lama dan ketelitian. Inilah yang membuat produk crochet dan handmade memiliki harga yang lebih tinggi dari produk mass production.
Banyak anak muda yang menjadikan handmade fashion sebagai side hustle atau bahkan bisnis utama. --Pinterest
Fenomena ini juga membuka peluang bisnis baru. Banyak anak muda yang menjadikan handmade fashion sebagai side hustle atau bahkan bisnis utama. Dari tote bag, cardigan, hingga aksesoris. Pasar handmade fashion terus berkembang seiring dengan meningkatnya permintaan.
Bagi yang ingin ikut tren ini, ada beberapa tips sederhana untuk mencoba membuat produk handmade fashion:
BACA JUGA: Mencoba Crafting dan DIY sebagai Proyek Kreatif untuk Mengisi Waktu Luang Anda
- Mulai dari barang yang kecil. Coba buat produk kecil seperti aksesori, bisa menggunakan clay atau manik-manik. Bisa juga membuat crochet berupa scrunchie atau bandana.
- Gunakan bahan ramah lingkungan. Ada banyak jenis manik-manik atau benang yang terbuat dari bahan ramah lingkungan dan daur ulang.
- Ikuti komunitas crafting. Bisa dilakukan secara online maupun offline.
BACA JUGA: Gaya Vintage dan Retro Jadi Pilihan Favorit Anak Muda, Ini Alasannya
- Padukan produk handmade dengan fashion modern agar tampak lebih stylish.
Crochet dan handmade fashion bukan sekadar gaya musiman, melainkan sebuah simbol perubahan cara pandang generasi masa kini terhadap fashion. Generasi muda mencari fashion yang bisa menunjukkan sisi personal, ramah lingkungan, dan penuh kreativitas.
Fenomena ini membuktikan bahwa fashion bukan hanya soal mengikuti arus, tetapi juga tentang menemukan gaya yang mencerminkan personality pengguna yang sebenarnya. (*)
*) Mahasiswa magang dari Prodi Sastra Inggris Universitas Negeri Surabaya