Tidak ada perkelahian ala shonen, tidak pula humor yang meledakkan tawa. Yang ada adalah tatapan kosong di koridor sekolah, napas tercekat di tengah malam, dan suara klik kamera yang menandai percobaan baru untuk memperbaiki sesuatu yang telanjur patah.
Tema besarnya, niat baik tanpa pemahaman bisa berbahaya. Siklus kekerasan tidak putus hanya dengan alat canggih.
Dan menyelamatkan seseorang sering berarti mendengarkan luka yang ia bawa. Bukan memaksakan kebahagiaan yang kita inginkan.
BACA JUGA:Mengapa Hiatus Sering Terjadi di Dunia Manga dan Anime?
Di halaman terakhir, Takopi belajar bahwa kebahagiaan bukan hadiah instan. Melainkan ruang yang dibangun pelan-pelan di tengah rasa takut.
Kamera boleh mengulang. Tetapi hanya keberanian menghadapi sumber luka yang benar-benar mengubah arah hidup.
Dan di suatu tempat di bawah langit yang sama, Shizuka tersenyum ketika mengetahui ada seseorang yang mau mendengarkan ceritanya hingga selesai. (*)