"Kita enggak bisa manggung di panggung-panggung besar kalau enggak karena lagu itu," ujar Awan jujur. “Dan lagu itu lahir dari Surabaya.”
BACA JUGA:Sal Priadi Rilis Lagu Malang Suantai Sayang untuk Rayakan Kota Kelahirannya
Tapi yang paling menyentuh? Bukan soal popularitas. Tapi soal manusia. Soal pertemanan yang tumbuh jadi ikatan seperti keluarga. Awan menambahkan, bahwa mereka punya hubungan intrapersonal sama teman-teman di Surabaya.
Maka, konser itu bukan sekadar promosi album. Itu semacam ritual. Sebuah acara yang ingin membangun ulang koneksi, sekaligus menghancurkan batas antara panggung dan penonton, antara masa lalu dan sekarang, antara duka dan pembebasan.
Judulnya sendiri "Pertunjukan Membangun dan Menghancurkan" terdengar paradoks, tapi justru di situlah intinya. Karena bagi .Feast, untuk bangkit, kadang harus hancur terlebih dahulu. (*)