FIFA Jatuhkan Sanksi Tegas terhadap Malaysia, Nama Erick Thohir Ikut Terseret

Sabtu 27-09-2025,12:57 WIB
Reporter : Shanita Septias Anaway*
Editor : Mohamad Nur Khotib

Pemerintah Malaysia melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga bahkan turun tangan, menyatakan akan menempuh jalur banding lantaran menilai hukuman yang dijatuhkan terlalu berat. Mereka khawatir sanksi tersebut akan melemahkan posisi Malaysia dalam ajang internasional kedepannya.

BACA JUGA:Jadwal Timnas Indonesia September 2025, Kualifikasi Piala Asia U-23 dan FIFA Matchday!

BACA JUGA:Timnas Indonesia Ganyang Taiwan 6-0, Ranking FIFA Garuda Naik 2 Setrip

Tak berhenti di situ, muncul pula narasi liar yang menuding Indonesia sebagai pihak pelapor. Nama Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) sekaligus Ketua Umum PSSI, Erick Thohir ikut terseret karena dianggap memiliki kedekatan dengan FIFA.

Sejumlah pihak di Malaysia turut menilai Indonesia diuntungkan dengan jatuhnya sanksi terhadap FAM, terlebih setelah Timnas Garuda menunjukkan peningkatan signifikan lewat program naturalisasi yang sah secara hukum.

Mantan striker senior Malaysia, Safee Sali, dalam sebuah wawancara mengaku tidak percaya FIFA bisa menjatuhkan sanksi seberat itu tanpa adanya desakan pihak luar. Menurutnya, Indonesia termasuk negara yang paling diuntungkan dari putusan ini.

Namun, pernyataannya kembali dipatahkan oleh bukti kuat jika investigasi berasal dari laporan resmi VFF dan bukan atas intervensi Indonesia.

BACA JUGA:Timnas Indonesia Gagal Menang Kontra Lebanon, Ini Alasan Kluivert!

BACA JUGA:PSSI Resmi Pecat Indra Sjafri dari Pelatih Timnas Indonesia U-20, Ini Ucapan Erick Thohir!

Selain sanksi yang sudah dijatuhkan, FIFA juga membuka kemungkinan adanya hukuman tambahan apabila di kemudian hari ditemukan pelanggaran baru. Bentuk sanksi itu bisa berupa larangan transfer, pembatasan keikutsertaan turnamen internasional, hingga pembatalan hasil pertandingan yang melibatkan pemain bermasalah.

Kasus ini akhirnya menjadi catatan kelam bagi sepak bola Malaysia. Alih-alih memperkuat skuad dengan strategi naturalisasi, langkah instan FAM justru berakhir dengan sanksi internasional yang merugikan banyak pihak.

Kini, Malaysia bukan hanya harus membenahi struktur internal federasi, tetapi juga membangun kembali kepercayaan publik yang telah tercoreng.

*) Mahasiswa magang Universitas Negeri Surabaya

Kategori :