Gaun-gaun organza yang ringan dengan transparansi halus. Seolah dirancang untuk mencerminkan ketenangan dan keindahan natural.
BACA JUGA: Golden Globes 2024: Margot Robbie Makin Mirip Barbie dengan Dress Armani
“Koleksi inilah yang terakhir kali dikerjakan Giorgio Armani secara pribadi. Itu merupakan bukti gaya dan akhir dari sebuah siklus. Sehingga siklus baru dapat dimulai,” ujar rumah mode Armani dalam catatan acara tersebut.
Potret koleksi busana Giorgion Armani yang terinspirasi dari Pantelleria--gettyimages
Menariknya, model yang ditampilkan dalam pertunjukan itu diambil dari model-model yang telah bekerja sama dengan rumah mode Armani selama lima dekade terakhir.
Acara bersejarah itu juga turut dihadiri oleh berbagai bintang Hollywood, model, dan tokoh terkenal industri entertainment dan fashion. Seperti Lauren Hutton, Paul Smith, Cate Blanchett, Glenn Close, Spike Lee, Richard Gere, hingga Anna Wintour.
BACA JUGA:Mengenal Tren Fashion Gen Z Indonesia 2025: Gaya Bumi, Kue, dan Mamba yang Lagi Viral
"Saya harus berada di sini untuknya. Dia pria yang brilian, tapi juga rendah hati. Pertama kali saya bertemu dengannya, dia sedang menyapu jalan di luar tokonya. Kalau dipikir-pikir, dia mungkin orang pertama yang memakai kaus dibalik jas. Sekarang, semua orang melakukannya," ujar Paul Smith, dilansir The Guardians.
“Momen ini, suasana ini berbicara sendiri. Ada banyak kenangan di sini malam ini,” ungkapan Cate Blanchett dilansir AFP.
Potret Agnese Zogla yang tampil dengan balutan gaun biru tua dengan gambar wajah Giorgio Armani secara halus namun kuat--gettyimages
Sebagai penutup, salah seorang model favorit mendiang Armani, Agnese Zogla, tampil dengan balutan gaun biru tua yang elegan. Menampilkan gambar wajah Giorgio Armani secara halus namun kuat.
BACA JUGA:Tren Fashion Unik dengan Aksesori Handmade Lokal
Gaun itu menjadi simbol perpisahan dan penghormatan terhadap pengaruh serta warisan yang telah mendiang tinggalkan dalam dunia mode.
Tak hanya itu, keponakannya, Silvana Armani dan mitra sekaligus kolaborator sang maestro, Leo Dell’Orco, juga turut memberikan penghormatan di akhir acara. Menandakan akhir dari sebuah era. Namun, juga awal dari pelestarian warisan sang legenda.
Koleksi Giorgio Armani yang telah ditampilkan bukan hanya sebuah balutan busana. Melainkan bentuk pesan bahwa kemewahan dan elegansi sejati mampu datang dari kesederhanaan dan ketulusan. (*)
*) Mahasiswa Magang Prodi Sastra Indonesia, Universitas Negeri Surabaya.