Babat dimasak selama 1,5 jam sampai empuk. Agar lebih lezat, Catur mencampurkan bumbu khas bebek Madura yang berlimpah rempah.
“Nasi Babat menjadi menu yang wajib dicoba. Memasaknya butuh waktu lama dan rasanya memang agak medok gitu ya,” tambahnya.
BACA JUGA:Momen Jazz Night Mewarnai ARTOTEL TS Suites Surabaya Jelang PJF 2025
Pada hari yang sama, Chef Aditya Pamuji memperagakan pembuatan Ronde, Angsle, dan Teh Talua khas Padang, Sumatra Barat. Benang merah dari rangkaian minuman berempah itu adalah jahe.
“Untuk pembuatan angsle ini, ada sari jahe. Kita pakai 60 mililiter. Lalu, kita tambahkan susu 50 mililiter. Pakai susu karena nanti takutnya ada beberapa orang yang tidak suka santan,” ungkap Adit.
Sebelum disajikan, ia menambahkan whip cream sebagai topping dan potongan roti tawar yang garing ke dalam angsel.
Sedangkan untuk Teh Talua, ia mengaku ada treatment khusus. Agar tidak amis serta mempertahankan teksturnya yang creamy karena campuran telur, pemanasan teh harus dilakukan pada suhu tertentu yang pas, selama 1 jam.
BACA JUGA:Charity Hunting Ramadan 2025 di ARTOTEL TS Suites, Kolaborasi Seni dan Solidaritas di Surabaya
BACA JUGA:Dine Like a Local, Artotel TS Suites Hadirkan Minuman Unik Khas Jawa dan Bali hingga Februari 2025
Selain menu yang dipamerkan dalam demo masak itu, ada pula Nasi Bebek, Nasi Goreng DukDuk, Soto Daging, Es Cendol Dawet, dan Es Doger. Semuanya disajikan secara modern dalam Dine Like A Local Vol. 4 — Embrace Local Flavor.
“Hidangan khas Jawa Timur ini cita rasanya autentik. Namun, tetap terjangkau. Semua sajian bisa dinikmati mulai Rp35 ribu,” ungkap Teddy Patrick, general manager ARTOTEL TS Suites Surabaya. (*)