Asal-Usul Halloween: dari Ritual Samhain hingga Perayaan Modern

Rabu 29-10-2025,18:29 WIB
Reporter : Mauluda Luthfiana Nastiti*
Editor : Indria Pramuhapsari

HARIAN DISWAY - Setiap tanggal 31 Oktober, banyak negara di dunia merayakan Halloween. Hari istimewa itu identik dengan suasana penuh misteri, kostum unik, dan dekorasi labu yang ikonik.

Awalnya dianggap sakral, perayaan Halloween kini bergeser menjadi fenomena global yang menggabungkan mitos kuno, tradisi masyarakat, dan kreativitas modern. 

Dari kisah tentang roh penasaran hingga kebiasaan berburu permen, Halloween selalu menarik karena memadukan sejarah, mitos, budaya, dan hiburan.

Asal-usul Halloween dapat ditelusur hingga ke festival kuno Suku Celtic bernama Samhain. Festival itu dirayakan di Irlandia dan Skotlandia. 

BACA JUGA: Arts in The Dark, Tradisi Tahunan Halloween di AS

BACA JUGA: Make-up Red Riding Hood dengan Special Effect dari Luissa Amelia yang Bisa Jadi Inspirasi Perayaan Halloween Anda

Menurut History, Samhain berlangsung tiap malam 31 Oktober sebagai penanda akhir musim panen dan pembuka musim dingin. 

Pada malam itu, orang Celtic percaya tirai antara dunia orang hidup dan dunia roh menjadi sangat tipis, sehingga roh orang mati bisa kembali ke bumi. 

Sementara itu, Britannica mencatat bahwa dalam festival itu bonfire besar dinyalakan sebagai simbol perlindungan dan pembaharuan menghadapi musim gelap yang datang. 

Halloween bukan sekadar pesta kostum, tetapi perayaan yang berakar pada keyakinan kuno tentang kehidupan, kematian, dan alam.

BACA JUGA: Berani Nonton? Ini Rekomendasi 5 Film Horor yang Cocok Buat Menemani Malam Halloween

BACA JUGA: Rekomendasi 10 Drakor Bergenre Thriller yang Cocok Ditonton saat Halloween


TRADISI Halloween berakar dari kepercayaan kuno berupa Festival Samhain, tentang batas tipis antara dunia manusia dan roh. --Historic UK

Ketika pengaruh Kristen menyebar ke Eropa, malam 31 Oktober dikenal sebagai All Hallows’ Eve, yaitu malam sebelum Hari Semua Orang Kudus (1 November). 

Menurut Christianity UK, gereja kemudian mengadaptasi tradisi malam sebelumnya menjadi momentum untuk vigil dan doa. 

Kategori :