Motif Sepele Penyebab Pembunuhan di Cimahi: Pelaku Terlalu Marah

Rabu 29-10-2025,21:40 WIB
Reporter : Djono W. Oesman
Editor : Yusuf Ridho

Kemarahan dapat disebabkan peristiwa eksternal maupun internal. Anda bisa marah kepada orang tertentu (seperti rekan kerja atau atasan) atau suatu peristiwa (kemacetan lalu lintas, penerbangan yang dibatalkan), atau kemarahan Anda bisa disebabkan kekhawatiran masalah pribadi Anda.

Kemarahan memicu perasaan dan perilaku yang kuat, sering kali agresif. Itu memungkinkan kita melawan dan membela diri ketika diserang. Oleh karena itu, sejumlah kemarahan diperlukan untuk kelangsungan hidup kita.

Di sisi lain, kita tidak bisa secara fisik melampiaskan kemarahan kepada setiap orang atau benda yang membuat kita jengkel atau kesal. Hukum, norma sosial, dan akal sehat membatasi seberapa jauh kemarahan dapat membawa kita.

Solusinya ada tiga: mengekspresikan, menekan, dan menenangkan. 

Mengekspresikan perasaan marah Anda dengan cara yang asertif, bukan agresif, adalah cara paling sehat untuk ekspresi marah. 

Caranya, Anda harus belajar menjelaskan kebutuhan Anda dengan jelas, dan bagaimana cara memenuhinya, tanpa menyakiti orang lain. 

Bersikap asertif tidak berarti memaksa atau menuntut, tetapi menghormati diri sendiri dan orang lain.

Kemarahan dapat ditekan, lalu diubah atau diarahkan. Caranya, Anda menahan marah, berhenti memikirkan penyebabnya, dan berfokus pada hal yang positif. Tujuannya, mengubah perilaku agresif menjadi konstruktif. 

Namun harus diekspresikan, bukan dipendam. Jika dipendam bisa berbalik ke dalam diri Anda sendiri. Kemarahan yang dipendam dapat menyebabkan hipertensi, tekanan darah tinggi, depresi, atau berbagai penyakit yang kelihatan tidak ada hubungannya dengan emosi.

Kemarahan dipendam juga bisa meledak jadi balas dendam. Bentuknya jadi agresi yang dahsyat, suatu saat. Agresi balas dendam biasanya dilakukan tanpa alasan yang diucapkan. Tahu-tahu menyakiti orang yang dulu membikinnya marah.

Tidak semua orang marah menyakiti orang lain. Ada juga yang pandai mengarahkan amarah ke hal-hal positif.

Beberapa orang lebih pemarah daripada yang lain. Ada juga yang tidak menunjukkan kemarahan secara gamblang, tetapi secara kronis mudah tersinggung dan pemarah. Orang yang mudah marah tidak selalu mengumpat dan melempar barang; terkadang mereka menarik diri dari pergaulan, merajuk, atau jatuh sakit.

Psikolog menyebutkan, orang yang mudah marah disebut toleransi rendah terhadap frustrasi. Artinya, mereka merasa tidak seharusnya mengalami frustrasi, ketidaknyamanan, atau gangguan. 

Mereka tidak bisa menerima segala sesuatu dengan tenang dan mereka sangat marah jika situasinya terasa tidak adil. Misalnya, ketika dikoreksi atas kesalahan kecil.

Apa yang membuat orang-orang tersebut seperti itu? Ada beberapa hal. Salah satu penyebabnya genetik atau fisiologis. Ada bukti bahwa beberapa anak terlahir mudah tersinggung, sensitif, dan mudah marah. Itu sudah ada sejak usia dini.

Cara terbaik mengatasi marah adalah mencari tahu pemicu kemarahan. Lalu, kembangkan strategi untuk mencegah pemicu tersebut membuat Anda marah. Tarik napas dalam-dalam, terus lepaskan pelan-pelan. Pikirkan hal-hal positif. Maka, kemarahan tidak meluap. (*)

Kategori :