HARIAN DISWAY - Setiap tanggal 3 November, dunia merayakan Hari Ubur-Ubur Sedunia atau World Jellyfish Day. Mungkin sebagian orang menganggap perayaan tersebut aneh, padahal hari itu punya makna besar untuk kelestarian laut dan keseimbangan ekosistem bumi.
Momen ini diciptakan untuk meningkatkan kesadaran publik terhadap peran penting ubur-ubur dalam lautan. Juga, mengingatkan manusia agar lebih peduli pada kesehatan ekosistem laut yang menjadi rumah bagi ribuan makhluk.
Sejarah Hari Ubur-Ubur Sedunia
Hari Ubur-Ubur Sedunia tercetus pada 2014. Pemrakarsanya adalah komunitas pecinta laut dan ilmuwan kelautan. Tujuannya adalah meningkatkan kesadaran publik terhadap peran ubur-ubur dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.
BACA JUGA: Laut Kita, Masa Depan Kita: Peran Generasi Muda dalam Perlindungan Ekologi
BACA JUGA: 5 Rekomendasi Pantai Eksotis di Yogyakarta yang Menarik Dikunjungi
UBUR-UBUR berkembang biak sekitar akhir tahun dan 3 November diyakini sebagai puncaknya. -Minakryn Ruslan -Istock
Tanggal 3 November dipilih karena bertepatan dengan musim meningkatnya populasi ubur-ubur di berbagai belahan dunia, terutama di wilayah yang beriklim sedang.
Melalui peringatan ini, masyarakat diajak untuk mengenal ubur-ubur bukan sebagai ancaman, melainkan sebagai bagian alami dari ekosistem laut yang berhak untuk dilindungi.
Makna di Balik Hari Ubur-Ubur Sedunia
Meski sering dianggap berbahaya karena sengatannya, ubur-ubur sebenarnya berperan penting dalam rantai makanan laut dan keseimbangan ekosistem.
Mereka memakan plankton dan ikan kecil, serta menjadi makanan bagi penyu dan spesies laut lainnya.
BACA JUGA: Lestarikan Laut Lewat Program Mariners Mengajar
BACA JUGA: Tantangan 7 Hari Zero Waste, Langkah Mudah Kurangi Penumpukan Sampah
Selain itu, keberadaan ubur-ubur juga menyoroti dampak perubahan iklim dan polusi laut. Suhu air yang meningkat dan kadar oksigen yang menurun membuat ubur-ubur bertahan lebih baik dari makhluk laut lainnya.