HARIAN DISWAY - Kegemaran Elena Hendropurnomo membaca, membuatnya kerap menyambangi Periplus Surabaya. Di sana, dia bisa menemukan buku-buku bacaan berbahasa Inggris yang menjadi kesukaannya. Wajar jika siswi SMA Katolik St Louis 1 itu mendapatkan penghargaan internasional.
Remaja berambut panjang itu baru saja menyelesaikan pelajaran piano rutinnya pagi itu. Jarum jam masih menunjukkan pukul 09.30 WIB. Ditemani ibundanya, Elena Hendropurnomo berbincang dengan Harian Disway di salah satu gerai kopi kawasan Manyar Kertoarjo pada Sabtu, 1 November 2025.
Tidak seperti anak-anak muda sebayanya yang menghidupi media sosial (medsos) dengan foto dan video, Elena lebih tertarik pada buku. Sejak kecil, dia memang suka membaca.
Hobinya itu sampai membuat Linda Kresensia, sang ibu, heran.
BACA JUGA:Cheng Yu Pilihan Elena Hendropurnomo, Siswi SMA Katolik St. Louis 1 Surabaya: Zhi Zu Zhi Jie
BACA JUGA:Pemkot Surabaya Beri Penghargaan Kepada 68 Orang Pemuda Berprestasi di Surabaya
“Dia kalau baca buku cepat banget. Buku tebal berbahasa Inggris, sehari bisa langsung selesai. Sudah ndak bisa diajak ngomong kalau pegang buku. Asyik baca terus,” terang perempuan 47 tahun itu.
Yang dirasani hanya tersenyum. Elena tidak membantah penjelasan Linda.
Kegemaran membaca itu mengantarkan Elena pada prestasi gemilang. Juni lalu, dia meraih penghargaan bergengsi Jac Khor dalam kompetisi The World Scholar’s Club Surabaya Round.
Prestasi itu berlanjut pada Juli saat putri tunggal Linda itu menyabet serangkaian penghargaan The World Scholar’s Club Seoul Global di Korea Selatan.
BACA JUGA:3 Juara Kompetisi Esai ILPN Jawa Timur 2025, Akhirnya Menang setelah Hanya Nyaris Terus
BACA JUGA:Mahasiswa UM Kompak Unjuk Kemampuan di Kompetisi Pidato Bahasa Mandarin, Walau Repot Bagi Waktu
“Jac Khor itu poin tertinggi dari semua peserta yang berpartisipasi dalam The World Scholar’s Cup. Ada 120 pertanyaan dari berbagai topik yang dilontarkan secara acak. Pemenangnya cuma satu saja,” urai Linda.
Pemenangnya, menurut dia, harus punya banyak wawasan. “Itu adalah kompetisi yang membahas pengetahuan umum dan risetnya harus banyak banget,” imbuhnya. Dia bersyukur Elena berhasil menaklukkan seluruh peserta yang lain.
Dalam kompetisi itu, ribuan pelajar bersaing dalam serangkaian tes yang mengeksplorasi berbagai isu dan topik. Ada adu debat, menulis esai, tim bowl, dan kuis tantangan. Penilaiannya ada dua kategori, individu dan tim.
Elena mengatakan bahwa kompetisi di Seoul adalah kompetisi berskala internasional pertama buatnya. Tesnya beragam, mulai Ilmu Pengetahuan Sosial, Literatur dan Media, Seni dan Musik, Ilmu Pengetahuan Alam dan Teknologi, hingga Sejarah.
CITRUS SOCIETY karya Elena akan diluncurkan pada perayaan sweet seventeen 7 November nanti. Linda Kresensia (kanan) selalu mendukung sang buah hati.-Tirtha Nirwana Sidik-Harian Disway-
BACA JUGA:SMP Negeri 9 Surabaya Tingkatkan Literasi Pelajar dengan Membuat Opini Serentak di Bulan Bahasa
Kunci penting untuk mendapatkan skor tinggi dalam kompetisi itu adalah analythical thinking, alias kemampuan untuk menganalisis dan memecahkan isu yang dikaitkan dengan pengetahuan.
“Kami ditantang untuk membayangkan keadaan dunia jika pada masa prasejarah lalu sudah ada AI (artificial intelligence). Kami harus bisa mengungkapkan pendapat kami sendiri dan mengaitkannya dengan pengetahuan,” terang Elena saat diminta menjelaskan tentang analythical thinking.
Pada topik Ilmu Pengetahuan Alam, peserta diminta menjelaskan tentang stem cell, biomechatronics, atau internal combustion engine. Topiknya tidak ada yang ringan.
“Persiapan kompetisinya tidak sebentar, harus banyak baca buku. Dia memang suka baca. Di rumah, bacaannya National Geographic dan Reader’s Digest,” ujar Linda.
BACA JUGA: 174.858 Siswa Ikut SMA Award 2025 Jatim, Ada Lomba Toilet hingga Kantin Sehat!
BACA JUGA:Jatim Provinsi Terbanyak Perwakilan Siswa Maju Dalam Olimpiade Sains Nasional 2025
Selain banyak membaca, Elena juga banyak bertanya saat persiapan kompetisi. Dia juga rajin mencari materi di Google atau berkunjung ke museum. Bahkan, dia juga mewawancarai staf Google yang kebetulan adalah kenalan orang tuanya.
Elena yang kritis itu juga suka menuangkan buah pikirannya dalam tulisan. Gadis yang akan genap berusia 17 tahun pada 7 November nanti itu rajin menuliskan pengalaman travelingnya.