HARIAN DISWAY - Liverpool berhasil menumbangkan Real Madrid 1–0 di Anfield dalam laga Liga Champions, namun pelatih Arne Slot menegaskan bahwa timnya perlu menampilkan performa serupa saat menghadapi lawan yang bermain bertahan dengan “low block”.
Gol tunggal kemenangan The Reds (sebutan Liverpool) dicetak oleh Alexis Mac Allister lewat tandukan pada babak kedua.
Laga ini juga menjadi momen kembalinya Trent Alexander-Arnold ke Merseyside sebagai lawan, meski ia gagal membawa tim barunya mencuri poin.
Meski skor akhir tergolong tipis, performa Liverpool menunjukkan dominasi penuh. Berdasarkan data, mereka mencatat 2,51 expected goals (xG) dari 17 tembakan, sedangkan Madrid hanya menghasilkan 0,45 xG dari 8 percobaan.
Penjaga gawang Madrid, Thibaut Courtois, bahkan harus melakukan delapan penyelamatan untuk mencegah kekalahan yang lebih besar.
BACA JUGA:Real Madrid Dipecundangi Liverpool, Xabi Alonso Jelaskan Problem Los Blancos
BACA JUGA:Rating Pemain Liverpool yang Tekuk Real Madrid 1-0, Semua Lini (Akhirnya) Mulai Kompak
Salah satu bintang lapangan adalah Florian Wirtz, yang kembali menunjukkan kreativitasnya dengan menciptakan lima peluang dari open play. Prestasi yang sebelumnya juga ia catat ketika melawan Atletico Madrid.
Ia kini menjadi satu-satunya pemain Liga Inggris musim ini yang mampu melakukannya lebih dari sekali di semua ajang.
Meski puas dengan penampilan timnya, Slot menilai konsistensi adalah tantangan utama. Ia menyoroti bahwa timnya harus bisa bermain efektif melawan berbagai gaya permainan.
“Kalau boleh jujur, perbedaannya terletak pada gaya bermain lawan,” ujar Slot kepada Amazon Prime.
“Tidak bisa disamakan antara tim yang membangun serangan dari belakang dengan tim yang bermain lebih langsung dan bertahan rapat. Kami harus memastikan bisa menang melawan gaya apa pun,” tambahnya.
Slot juga menekankan pentingnya situasi bola mati (set-piece) dalam permainan Liverpool musim ini.
Ia mengungkapkan bahwa The Reds sudah mencetak empat gol dari set-piece di Liga Champions, namun anehnya belum mencetak satu pun di Liga dan justru kebobolan lima kali lewat situasi serupa.
Menurutnya, ketidakseimbangan ini menjadi penyebab utama mengapa Liverpool kehilangan banyak poin di liga domestik.