Meski sudah menorehkan sejarah, Arsenal masih punya sejumlah rekor defensif lain yang bisa mereka kejar musim ini.
Dalam konteks Liga Inggris, rekor clean sheet beruntun masih dipegang Manchester United dengan 14 pertandingan tanpa kebobolan pada musim 2008–09, ketika mereka akhirnya menjadi juara.
Arsenal saat ini baru mencatat empat clean sheet berturut-turut di liga, sehingga butuh konsistensi luar biasa untuk menyamai atau melewati capaian United tersebut.
Di semua kompetisi, rekor clean sheet beruntun terpanjang milik tim Inggris masih dipegang Liverpool yang mencatat 11 pertandingan tanpa kebobolan di bawah asuhan Rafael Benítez pada 2005.
Dengan delapan laga tanpa kebobolan saat ini, The Gunners hanya berjarak tiga pertandingan lagi untuk menyamai torehan The Reds itu.
Dari sisi statistik Premier League, Arsenal baru kebobolan tiga gol dari sepuluh pertandingan. Jika laju ini bertahan, mereka berpotensi mencetak rekor pertahanan terbaik dalam sejarah liga.
BACA JUGA:Slavia Praha vs Arsenal 0-3, Tanpa Gyokeres, Mikel Merino Cetak Brace
BACA JUGA:Prediksi Skor Slavia Praha vs Arsenal, The Gunners Krisis Penyerang
Saat ini, rekor kebobolan paling sedikit dalam satu musim Liga Inggris masih dipegang Chelsea asuhan José Mourinho pada 2004–05 dengan hanya 15 gol masuk, mengalahkan rekor Arsenal sebelumnya (17 gol pada musim 1998–99).
Kiper David Raya juga memiliki peluang pribadi besar. Mantan penjaga gawang Brentford itu sudah mengoleksi tujuh clean sheet musim ini, membuka peluang untuk melampaui rekor legendaris Petr Čech yang mencatat 24 clean sheet dalam satu musim Liga Inggris (2004–05).
Jika berhasil mempertahankan performa stabilnya, Raya berpotensi meraih penghargaan Golden Glove untuk ketiga kalinya, hanya terpaut satu dari rekor sepanjang masa milik Čech dan Joe Hart.
Dengan kombinasi organisasi pertahanan yang rapi, kontribusi lini tengah dalam pressing, serta kepercayaan penuh dari pelatih, Arsenal bukan hanya tengah mencatat sejarah, tetapi juga berpeluang menulis bab baru dalam buku rekor sepak bola Inggris. (*)
*) Mahasiswa magang Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya