Produk Kopi Koetjoer dalam kemasan yang sudah siap dipasarkan-UKWMS-
Hasilnya luar biasa. Kopi Koetjoer kini memenuhi SNI 8964:2021, dengan kadar air dan kafein sesuai standar nasional.
"Dengan peralatan memadai dan pemahaman standar yang baik, kami yakin Kopi Koetjoer bisa bersaing di pasar lokal maupun nasional," tambah Ir Thomas Indarto Putut Suseno, ahli teknologi pangan UKWMS.
Namun, UKWMS tak berhenti di produksi. Alpi Mawasti, S.E., M.M. dari Fakultas Bisnis memberikan pendampingan khusus terkait legalitas produk pangan. Mulai dari izin PIRT, BPOM, hingga sertifikasi halal.
Hal itu memastikan Kopi Koetjoer tak hanya berkualitas, tapi juga dipasarkan secara legal dan aman.
BACA JUGA:Movie Talkshow Korean Cinecon 2024 Bersama Fikom UKWMS, Kupas Tuntas Film Pilot (2024)
BACA JUGA:Fiersa Besari dan Ziva Magnolya Buat Maba Galau di Dies Natalis ke-64 UKWMS
Program tersebut juga membuka lapangan kerja baru di sektor pengolahan dan pemasaran, memperkuat brand kopi single origin Desa Kucur, serta mengurangi ketergantungan pada tengkulak.
Lebih dari itu, inisiatif itu menjadi bukti nyata kontribusi perguruan tinggi dalam mewujudkan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 1 (tanpa kemiskinan) dan SDG 8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi) melalui pemberdayaan berbasis potensi lokal.
Kopi Koetjoer menjadi simbol transformasi. Dari biji yang dihargai murah, kini menjadi produk premium yang layak dipajang di rak kafe dan toko modern.
Dan di baliknya, ada kisah petani yang bangkit, desa yang berdaya, dan kampus yang hadir bukan hanya mengajar, tapi juga memberdayakan. (*)