5 HP Jadul dengan Hasil Foto ala Digicam, Banyak Dicari Tahun 2025

Jumat 21-11-2025,15:00 WIB
Reporter : Mauluda Luthfiana Nastiti*
Editor : Guruh Dimas Nugraha

Dirilis pada 2013, iPhone 5s memakai sensor 8 MP dengan aperture f/2.2 dan dual-tone “True Tone” flash (LED putih + amber) untuk menyesuaikan temperatur warna.  

Dalam uji performa low light, perangkat tersebut menghasilkan noise yang cukup kentara. Tapi tetap mempertahankan karakter grainy yang estetik.  

Karena tone hangat dan tekstur lembut, iPhone 5s populer untuk street photography, potret, dan foto malam bergaya kamera digital 2010-an.

4. BlackBerry Q10


BlackBerry Q10 memberikan karakter visual bold dengan detail tajam dan kesan autentik ala perangkat lawas. --blackberries.ru

Rilis tahun 2013, Blackberry Q10 mempunyai kamera utama 8 MP dengan aperture f/2.2. Menurut review Ars Technica dan Wired, hasil fotonya memiliki warna pekat, bayangan kuat, dan detail tajam di kelas HP jadul. Apalagi saat menggunakan HDR.  

BACA JUGA:Dulu Populer Banget, Sekarang OS BlackBerry Resmi Berhenti Beroperasi

BACA JUGA:Spesifikasi AirPods 3 yang Cocok dengan Efisiensi iPhone 17

Karakter grainy clean membuat Q10 disukai sebagai alternatif kamera digital lama. Terutama untuk potret dan dokumentasi objek.

5. iPhone 6


iPhone 6 menghadirkan tampilan foto bernuansa simpel natural yang memberi sentuhan retro pada aktivitas harian. --TechCrunch

Diluncurkan tahun 2014, iPhone 6 dibekali kamera 8 MP dengan aperture f/2.2 dan phase-detection autofocus.  

Warna fotonya cenderung netral dengan dynamic range yang terbatas. Namun, justru karakter itulah yang memberi sentuhan retro yang khas.

Karena dimensinya ramping dan ringan, banyak pengguna memilih iPhone 6 sebagai kamera jadul untuk foto outdoor. Juga aktivitas sehari-hari dengan nuansa vintage.

BACA JUGA:Spesifikasi Lengkap iPhone 17 Pro Max yang Dibanderol Rp19 Jutaan

BACA JUGA:Tip Mengatur Kamera iPhone 11 di Tahun 2025 agar Hasil Foto Lebih Maksimal

HP jadul kembali populer bukan karena kecanggihan teknologinya. Melainkan karena karakter fotonya yang tidak dapat direplikasi oleh perangkat modern. 

Fenomena tersebut menunjukkan bahwa kreativitas visual tidak selalu membutuhkan perlengkapan mahal. Dengan budget yang relatif kecil, siapa pun dapat memperoleh hasil foto ala digicam hanya dari smartphone lama. (*)

Kategori :