“Kita tidak sedang mengalami sebuah transisi, tetapi sebuah keretakan,” ujar Perdana Menteri Kanada, Mark Carney, kepada para jurnalis sesaat sebelum sesi KTT.
BACA JUGA:Tak Sepaham Soal Ukraina, G20 Afrika Selatan dibuka Tanpa Trump
“Terlalu banyak negara yang mundur ke dalam blok-blok geopolitik atau medan pertempuran proteksionisme,” katanya, namun ia menambahkan: “Dalam setiap keretakan terdapat tanggung jawab untuk membangun — nostalgia bukanlah sebuah strategi,” katanya.
Dalam KTT di kota terbesar di Afrika Selatan ini, puluhan pemimpin dari negara-negara ekonomi bersar di seluruh dunia, yakni Eropa, Tiongkok, India, Jepang, Turki, Brasil, dan Australia hadir di KTT yang pertama kali digelar di beuna Afrika tersebut.
Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump menolak menghadiri KTT ini dengan berbagai alasan, seperti dugaan persekusi terhadap etnis kulit putih di Afrika Selatan, kebijakan kerjasama di bidang perdagangan dan iklim yang tak sesuai visi AS, sampai isu tentang keterlibatan Afrika Selatan dalam upaya-upaya hukum untuk menyeret Israel sebagai pelaku genosida di Gaza dalam International Court of Justice (ICJ).
AS juga sering disorot karena sering menarik diri secara unilateral (baca:sepihak) dari forum-forum maupun perjanjian multilateral seperti perjanjian nuklir Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) Trans-Pacific Partnership (TPP), perjanjian iklim Paris, Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA) atau perjanjian nuklir dengan Iran, serta UNESCO.(*)