Kepala BMKG Teuku Faisal Fathani memprediksi fenomena cuaca ekstrem terjadi pada pekan ketiga Desember 2025 hingga pekan kedua Januari 2026.
BACA JUGA:Respons Darurat Pertamina, Bantuan Pertama Mengudara ke Lokasi Bencana di Sumut
BACA JUGA:Pemprov Jatim Kirim Bantuan Kemanusiaan Rp 5 Miliar untuk Korban Bencana di Sumatera
“Saat ini kita lihat apa yang akan kita hadapi dalam periode Nataru tahun ini,” kata Faisal.
Ia menjelaskan sejumlah fenomena atmosfer yang berpotensi memicu anomali cuaca seperti Monsun Asia yang aktif, Madden Julian Oscillation, serta gelombang atmosfer Kelvin dan Rossby Equator.
Ancaman lain yang menjadi perhatian adalah potensi bibit siklon tropis di sekitar wilayah Indonesia.
Faisal menyebut siklon tropis beberapa kali terpantau pada periode akhir tahun dengan potensi berdampak di Jawa, Sumatra bagian selatan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, hingga Papua Selatan.
BACA JUGA:Ini Alasan Banjir dan Longsor di Sumatera Belum Ditetapkan sebagai Bencana Nasional
BACA JUGA:74 Orang Tewas Akibat Bencana di Kabupaten Agam Sumatera Barat
Menurutnya, curah hujan pada Januari dapat mencapai 300–500 mm per bulan sehingga meningkatkan risiko banjir dan tanah longsor.