Hari Batik, Dian Sastro Sangat Menarik
Kali ini sebuah unggahan dari pesohor Indonesia, Dian Sastrowardoyo. Saya suka dia. Cantiknyi khas Indonesia. Dia juga cerdas. Saya tunggu-tunggu unggahannyi. Akhirnya muncul juga. Hari ini, 2 Oktober 2019 di kanal Instagram-nyi @therealdisastr, Dian Sastrowardoyo menulis :
"Kenapa batik itu penting?
Jaman dulu leluhur kita pake kain batik sebagai pakaian kebesaran dan pakaian buat berangkat perang. .
Di setiap garis dan titik, tersembunyi doa dan keinginan para pembatiknya. Dan karena jaman dulu kegiatan membatik itu adalah bentuk berdoa kepada Yang Maha Kuasa, nggak jarang doa doa itu terkabulkan.. kepada mereka yang mengenakan kain batik itu. .
Konon kata almarhum eyang bapak, jaman dulu pasukan kerajaan-kerajaan Nusantara berangkat perang dengan batik, peluru maupun pedang nggak bisa tembus. Mungkin mereka terlindungi oleh doa yang sudah berubah ujud menjadi kain batik tersebut. .
Jaman dulu, ibu-ibu membatik untuk suami dan anak anaknya. Tentunya disertai dengan doa dari dasar hati yang paling ingin melindungi keluarganya. .
Kalau saja saya bisa membatik, pingin deh bisa melindungi keluarga saya dengan mendadani mereka dengan batik bikinan saya sendiri.. .
Semoga ibu-ibu pembatik yang sampai sekarang ini masih ada di jaman modern selalu terlindungi dan terberkati oleh Tuhan Yang Maha Esa. Karena doa merekalah yang kita nikmati dalam kain batik-batik tulis yang masih diproduksi sampai sekarang ini. Semoga kebaikan dan ketekunan ibu ibu dan bapak sekalian dibalas berlipat-lipat gandanya oleh Tuhan Yang Maha Pemurah. Amin."
#SelamatHariBatikNasional
#WarnaWarniBatikIndonesia
Terdapat beberapa catatan terkait tulisan Dian Sastrowardoyo, ditinjau dari sisi Bahasa Indonesia. Beberapa yang dapat saya identifikasi adalah :
- Kenapa, lebih tepat digunakan dalam ragam bahasa lisan atau percakapann. Untuk tulisan lebih tepat “Mengapa”.
- Jaman, bentuk tidak baku dari Zaman.
- pake, yang tepat adalah pakai.
- buat pada frasa “pakaian buat berangkat perang”, lebih tepat diganti kata ”untuk”.
- nggak, ragam bahasa lisan, yang tepat adalah tidak.
- doa doa, sehausnya doa-doa dengan tanda strip, karena merupakan kata ulang.
- terkabulkan, seharusnya cukup terkabul.
- banyak terjadi kesalahan ketik tanda titik di akhir kalimat.
- saya tidak mengetahui ada istilah “eyang bapak” pada silsilah keturunan dalam bahasa Indonesia. Mungkin yang dimaksud kakek buyut.
- Kerajaan – kerajaan Nusantara, mungkin maksudnya kerajaan – kerajaan di Nusantara.
- ujud, merupakan bentuk tidak baku dari wujud.
- frasa “hati yang paling ingin”, mungkin akan lebih tepat jika “hati yang paling dalam ingin”.
- pingin, yang tepat adalah ingin.
- bikinan, digunakan dalam percakapan, untuk tulisan yang tepat adalah buatan.
- kalimat “Semoga ibu-ibu pembatik yang sampai sekarang ini masih ada di jaman modern selalu terlindungi dan terberkati oleh Tuhan Yang Maha Esa.” Adalah kalimat bertingkat. Seharusnya dipisahkan tanda koma setelah kata “modern”.
- ibu ibu, seharusnya ibu – ibu (dengan tanda “-“).
- berlipat-lipat gandanya, cukup ditulis berlipat ganda.
Saya pikir itu yang dapat saya identifikasi dari unggahan Dian Satrowardoyo yang sangat menarik. Saya berharap beruntung dapat berpartisipasi di bulan bahasa ini. Terima kasih.(Wiyanto Sudarsono)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: