Di Mal Boleh Makan di Tempat
PEMBERLAKUAN Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) memang terus diperpanjang. Namun penerapannya semakin longgar. Termasuk bagi daerah yang masih PPKM level 4 seperti Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik. Salah satunya adalah diperbolehkannya dine in atau makan di tempat di restoran yang ada di mal.
Kapasitas pengunjung mal juga dinaikkan, dari 25 persen menjadi 50 persen. Ketua Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (APKRINDO) Jatim Tjahjono Haryono menyambut baik aturan baru itu. Pemilik restoran di mal bakal kembali bergairah. Meskipun kapasitas yang diperbolehkan baru 25 persen. Atau satu meja maksimal untuk dua orang.
Meski begitu, Tjahjono tetap berharap aturan itu juga berlaku bagi restoran dan kafe di luar mal. Mereka, kata Tjahjono, juga ikut terdampak PPKM. "Nah di sini yang saya bingung. Saya baca baik-baik aturan barunya, eh ternyata enggak diatur," ujarnya.
Restoran dan kafe di luar mal yang tidak memiliki fasilitas outdoor tidak diperkenankan melayani dine in. Namun, untuk outdoor aturannya seperti restoran/kafe di mal. Sehingga, pengusaha resto dan kafe yang tidak memiliki outdoor hanya bisa mengandalkan layanan take away dan delivery order.
"Sementara kami maklum. Mungkin pelan-pelan dilonggarkan. Mungkin minggu depan diperbolehkan buka," kata Tjahjono.
Tjahjono memperkirakan pendapatan kafe dan restoran akan kembali pulih jika dalam 2-3 bulan aturan dilonggarkan pelan-pelan. Pihak pengusaha juga siap apabila aturan mal dipakai di restoran. Ia juga menjamin bahwa penerapan protokol kesehatan akan dijalankan secara ketat.
Ketua DPD Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jatim Sutandi Purnomosidi juga merasa aturan tersebut bakal membuat pengusaha yang berjualan di mal semakin bergairah. Apalagi ditambah dengan restoran dan kafe yang boleh dine in.
Sutandi mengatakan, hasil survei Kementerian Perdgangan menyebutkan bahwa dari empat kota yang diizinkan membuka mal, Surabaya paling patuh prokes. Surabaya mendapat skor 94 persen. "Ini yang harus kita apresiasi bersama. Artinya pengusaha mal juga mau kerja sama dengan pemerintah," katanya.
Namun, kata Sutandi, pengunjung mal terhitung masih sedikit dalam seminggu terakhir. Belum mencapai kapasitas 25 persen. Bagi Sutandi, keramaian pengunjung tidak menjadi targetnya untuk sementara ini. Melainkan, kedisiplinan pengunjung. Serta memberikan "napas" kepada para tenant.
Optimisme juga ditunjukkan Marketing Communication Lenmarc Mall Surabaya Kukuh F. Soeharno. Meski baru separo kafe dan restoran yang sudah membuka dine in. "Aturan ini agak dadakan juga ya. Jadi ada yang sumber daya manusianya yang belum siap," katanya. (Andre Bakhtiar)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: