Serial Dimaz Muharri (9): Antarkan Ubaya Juara Libama Nasional

Serial Dimaz Muharri (9): Antarkan Ubaya Juara Libama Nasional

Sembilan pemain basket STMIK-Mikroskil, Medan, akhirnya benar-benar "bedol desa" ke Surabaya. Membela Universitas Surabaya (Ubaya) di ajang Liga Basket Mahasiswa (Libama) Nasional 2007. Hasilnya: Juara!

---

MASA transisi dari Medan ke Surabaya adalah masa perburuan cinta bagi Dimaz Muharri. Dimaz sempat pulang ke Binjai beberapa pekan setelah memutuskan untuk meninggalkan STMIK-Mikroskil. Saat itulah, pekerjaan sehari hari Dimaz adalah mengirim SMS dan menelepon Selvia. Pebasket Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STE) Indonesia, Jakarta.

Dimaz memanfaatkan promo operator pro-XL yang gratis menelepon dari jam 00.00 hingga 06.00. Setiap tengah malam hingga subuh, ia begadang. Apa saja yang diobrolkan? "Macam-macamlah. Ngalor ngidul," kata pebasket yang bulan depan genap 36 tahun itu.

KEMESRAAN Dimaz Muharri dan Selvia Wetty saat pacaran. (Foto: Dok. Dimaz Muharri)

Meski sudah ngobrol setiap hari melalui telepon berjam-jam, Dimaz dan Via–sapaan Selvia– belum pacaran. Percakapan lebih banyak soal basket dan tentang diri masing-masing. Makin hari makin akrab.

Akhirnya tiba saatnya Dimaz berangkat. Meninggalkan Binjai dan Medan. Saat itu Maret 2007. Sebelum ke Surabaya, para pemain STMIK Mikroskil transit sekitar dua minggu di Jakarta. Bergabung dengan klub Knights milik Christopher Tanujaya. Mereka tinggal di Apartemen Permata Hijau. Sehari-hari, mereka berlatih di lapangan basket Hall A, Senayan.  

Selama di Jakarta, aktivitas telepon-teleponan Dimaz dan Selvia berlanjut. Setiap hari. Setiap malam. Sampai Subuh. Padahal setiap pagi, Dimaz dan tim harus berlatih. "Pernah karena ngantuk banget, saya ngaku sakit. Tidak ikut latihan," kata Dimaz.

Pada akhir pekan, pemain diberi kesempatan untuk libur. Mereka boleh meninggalkan apartemen untuk menginap di rumah saudara. Kebetulan, kakak Dimaz sedang berada di Jakarta. Ladini Apti Putri, kakak Dimaz, adalah lulusan Akademi Pariwisata di Medan. Setelah lulus, kakaknya bekerja di sebuah hotel. Lalu pindah ke restoran. Dan akhirnya mendapat kesempatan menjadi pramugari.

Saat Dimaz dan tim Knights dapat jatah libur, pas kakaknya transit di Jakarta. Menginap di Hotel Mulia. Oleh kakaknya, Dimaz diajak menginap di hotel di kawasan Senayan itu. "Kebetulan banget. Saya ajak Via ketemuan. Via yang nyamperin ke Hotel Mulia," kata Dimas.

Godim–begitu kakak Dimaz memanggil– belum paham Jakarta. Makanya, Via yang mengalah datang ke tempat Dimaz dan kakaknya menginap. Itulah pertemuan Dimaz dan Via setelah sekian pekan hanya bicara lewat telepon dan SMS.  "Begitu ketemu, Via langsung saya kenalin dengan kakak. Sekalian pamit mau jalan," kata Godim.

Apa komentar kakak tentang Via waktu itu? Sang kakak tidak berkomentar apa-apa. Dimaz dan kakaknya memang jarang ngobrol. Tapi berita Dimaz ketemuan dengan Via sudah sampai ke Binjai dengan cepat.

Karena belum tahu Jakarta, Dimaz menelepon temannya satu tim, Wijaya Saputra alias Wijin. Tahu kan siapa Wijin? Pebasket yang kini menjadi pasangan artis Gisella Anastasia. Wijin memang anak Jakarta yang direkrut menjadi pemain STMIK Mikroskil, Medan.

Akhirnya terjadilah double date. Wijin bersama pasangannya dan Dimaz bersama Via. Mereka memutuskan nonton film di Blitz Megaplex (sekarang CGV Blitz). "Saya ingat betul filmnya. Judulnya Mr. Bean's Holliday. Saya sampai harus ngulang nontonnya karena waktu itu nggak konsentrasi," kenang Dimaz.

Singkat cerita, acara nge-date hari itu berakhir pukul 20.00. Dimaz balik ke hotel. Via dijemput saudaranya pulang ke Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur. Di sepanjang perjalanan pulang mereka ngobrol lagi lewat telepon. "Sampai kemudian, Via keceplos manggil aku beib," kata Dimaz lantas tertawa.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: