Serial DImaz Muharri (11): Patah Hidung saat Seri IBL di Bandung

Serial DImaz Muharri (11): Patah Hidung saat Seri IBL di Bandung

Perhatikan hidung Dimaz Muharri. Ada bagian yang sedikit bengkok. Itu bukan "cacat produksi". Mantan point guard CLS Knights itu mendapatkannya saat tampil di IBL 2008 di C-Tra Arena, Bandung.

---

ITU adalah pengalaman cedera parah pertama yang dialami Dimaz bersama CLS Knights. Hanya cedera fisik. Kalau yang dialami Dimaz saat ini dengan CLS Knights adalah cedera hati. Sampai ia harus bolak-balik ke Pengadilan Negeri (PN) Surabaya karena melayani gugatan mantan klubnya itu. Sampai rumahnya di Surabaya dan rumah almarhum orang tuanya di Binjai, Sumatera Utara, diminta CLS untuk disita.

CLS Knights kala itu bertanding di seri reguler 2 IBL 2008 di C-Tra Arena, Bandung. Saat melawan Aspac itulah kecelakaan terjadi. Dimaz mencoba steal. Mencuri bola dari pemain Aspac Xaverius Prawiro. Pemain timnas itu jago tembakan tiga angka. Sebagai point guard, aksi seperti itu biasa dilakukan Dimaz. Kalau berhasil bisa langsung menyerang saat pertahanan lawan terbuka.

DIMAZ MUHARRI (kanan) ketika masih bersama CLS Kngihts di IBL. (Foto: Dokumentasi IBL)

Dimaz memang lihai melakukan steal. Di NBL Indonesia, ia pernah mendapat gelar top steal pada 2011. Julukannya adalah "malingnya" NBL. Itu karena kelihaiannya mencuri bola dari lawan yang sedang dribble. Betapa jengkel pemain yang bolanya tercuri. Dalam catatan NBL, pada musim 2010, Dimaz melakukan 84 kali steal. Atau 3,11 kali per game. 

Kali ini sial. Hidung Dimaz membentur kepala Xaverius. Brakkk!! Dimaz langsung tergeletak. Dari hidungnya mengucur darah segar. Saat diperiksa oleh dokter di pinggir lapangan, posisi hidungnya miring. Saat itu juga dokter memutuskan merujuk Dimaz ke rumah sakit.

Dimaz dibawa ke RS St Borromeus di Dago. Pakai ambulans. Proses evakuasi itu tak bisa dilupakan Dimaz. "Saya masih heran sampai sekarang. Di ambulans itu saya duduk di depan. Di samping sopir. Kenapa tidak ditidurkan di belakang ya," kata Dimaz lantas tertawa.

Begitu sampai di RS, diketahui bahwa hidung Dimaz patah. Sakitnya luar biasa. Dimaz Panik. Pacarnya, Selvia Wetty, juga panik. Kedua orang tuanya di Binjai juga panik. Sepupunya di Bandung sampai datang ke RS karena ikut panik. Malam itu juga diputuskan untuk melakukan operasi hidung.

Saat menanti dokter yang akan mengoperasi, Manajer CLS Knights Riono Surjadi menawari makanan kepada Dimaz. "Lapar nggak?" tanya Riono kepada Dimaz. Tentu saja Dimaz lapar. Sejak dibawa dari C-Tra Arena ke RS Borromeus, ia belum kemasukan makanan sama sekali. Oleh Riono, Dimaz dibelikan roti. Meskipun menahan sakit di hidung, Dimaz makan dengan lahap roti yang dibelikan Riono.

POSE Dimaz Muharri memakai jersey CLS Kngihts di GOR Kertajaya, Surabaya. (Foto: Twitter @yusufislamuddin)

Akhirnya dokter yang akan mengoperasi tiba. Langsung melakukan persiapan. Lalu dokter bertanya ke Dimaz.

"Sudah makan?" tanya dokter.

"Sudah. Makan roti," jawab Dimaz.

"Oh, kalau sudah makan berarti tidak bisa bius total. Jadi nanti dibius lokal saja," kata dokter itu.

Seketika jantung Dimaz berdetak kencang. Dokter meyakinkan Dimaz bahwa meskipun bius lokal, operasi tidak akan sakit. "Ternyata sakitnya minta ampun. Saya kesakitan sekali," kenang pemain basket kelahiran 17 September 1985 itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: