Serial Dimaz Muharri (20): Nekat, Datang Sendiri Melamar
"Kuliah bagaimana?" tanya papa Via lagi.
"Hampir selesai, Pa," jawab Dimaz.
Lamaran Dimaz tidak langsung dikabulkan saat itu. Papa dan mama Via ingin berkenalan dulu dengan orang tua Dimaz. Tapi juga berarti ditolak. Dimaz sudah selangkah lebih maju saat itu. Dapat credit point dari Via dan orang tua Via.
Dimaz pun menghubungi orang tuanya di Binjai. Meminta mereka datang ke Jakarta untuk melamar. Mereka juga sudah tahu hubungan Dimaz dan Via. Sebulan setelah sesi lamaran nekat, datanglah papa dan mama Dimaz ke Jakarta. Bersama beberapa saudara.
Papa dan mama Via kembali dibuat kaget. Dikiranya papa dan mama Dimaz datang sekadar untuk berkenalan dulu. Belum tahap lamaran. Mereka tidak siap menjamu layaknya acara lamaran.
Ternyata, kedatangan papa dan mama Dimaz saat itu tidak sekadar melamar. "Langsung menanyakan tanggal pernikahan," kata Dimaz. Tanggal pernikahan sempat diputuskan saat itu. 1 Januari 2013. Ups belum. Tetap dengan syarat hari pernikahan itu harus dikonsultasikan dulu kepada para sesepuh di tanah Minang.
Dimaz sudah membeli cincin kawin di Binjai. Di cincin itu pun sudah tertulis tanggal pernikahan: 1-1-2013.
Rupanya tanggal pernikahan itu tidak mendapat persetujuan dari pemuka adat di Minang. Setelah dihitung-hitung, bukan hari baik. Bahkan Dimaz dan Via juga sebenarnya dilarang menikah di tahun 2013. Akan banyak kemalangan. "Akhirnya diundur menjadi 29 Juni 2013," kata Dimaz. Tapi tanggal pernikahan lama tetap tertera di cincin.
Dari rentang waktu menuju hari pernikahan memang banyak musibah. Dua paman Dimaz dari garis mama meninggal dunia. Mereka ikut mengantar papa dan mama Dimaz saat melamar Via.
"Beberapa minggu sebelum hari-H, papaku jatuh. Makanya waktu resepsi pakai tongkat," timpal Via. Papa juga menangis terus waktu pernikahan.
Akhirnya Dimaz dan Via resmi menikah. Akad nikah digelar pukul 07.00. Itu memang syarat dari pemuka adat agar menggelar akad nikah pada pagi hari. Papa Via yang menikahkan mereka. Dimaz dan Via sudah lupa persisnya mas kawin Dimaz saat itu. "Pokoknya mencerminkan angka 17-17," kata pelatih DBL Academy itu. Angka 17 adalah tanggal lahir Dimaz dan Via. Juga nomor punggung Dimaz.
Baru malamnya digelar resepsi pernikahan di Gedung Nyi Ageng Serang, Kuningan, Jakarta.
"Hampir semua anak-anak CLS Knights datang. Pemain-pemain basket profesional juga banyak yang datang," kata Dimaz
Dimaz dan Via memakai pakaian adat Minang. Lebih tepatnya Minang modern. Tetap pakai suntiang (perhiasan mahkota bertingkat), namun kebayanya memakai kebaya modern. "Itu berat sekali suntiangnya. Capek sekali," kata Via. (Tomy C. Gutomo-Bersambung)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: