Surabaya Kirim Nakes ke Gresik-Sidoarjo

Surabaya Kirim Nakes ke Gresik-Sidoarjo

SURABAYA Sidoarjo, dan Gresik sudah masuk Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 1. Penilaiannya didasarkan pada asesmen situasi Covid-19 Kementerian Kesehatan (Kemkes). Tapi, wilayah aglomerasi Surabaya Raya masih di level 3.

Maka, pembatasan kegiatan masyarakat di wilayah aglomerasi. Covid-19 memang tidak bisa ditangani satu kota saja. Mereka harus saling bahu membahu untuk keluar dari lilitan pandemi.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menghubungi Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali dan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani. Yang harus ditingkatkan di dua kabupaten tetangga itu adalah angka vaksinasi. “Kalau vaksinasi di Sidoarjo dan Gresik terkejar, Insya Allah kita bisa level 2,” kata Eri di Balai Kota, kemarin (16/9).

Eri mendapat bocoran bahwa di Instruksi Mendagri selanjutnya akan memperhitungkan angka vaksinasi. Wilayah aglomerasi dengan tingkat vaksinasi suntikan kedua lebih dari 50 persen bisa masuk ke level 2.  Sedangkan untuk masuk ke level 1, akumulasi vaksinasi harus lebih dari 60 persen.

Capaian vaksinasi dosis kedua Surabaya sudah 65 persen. Ia juga mengklaim bahwa vaksinasi suntikan pertama sudah 100 persen. Vaksinasi dosis kedua di Gresik baru 47,72 persen. Di Sidoarjo masih 46,56 persen.

Eri meminta data masyarakat Sidoarjo dan Gresik yang belum divaksin. Data itu akan disampaikan bersama-sama ke Kemenkes agar Gresik dan Sidoarjo mendapat tambahan vaksin.

Surabaya siap membantu vaksinasi dalam sepekan ke depan. Tenaga kesehatan di kota pahlawan sudah lebih longgar sekarang. Jumlah kasus menurun drastis. “Harus saling membantu. Surabaya tergantung pada Gresik. Gresik tergantung pada Sidoarjo. Begitu pula sebaliknya,” kata mantan kepala badan perencanaan pembangunan kota (Bappeko) itu.

Eri menargetkan wilayah aglomerasi Surabaya raya sudah bisa turun level dalam sepekan. Jika percepatan vaksinasi sukses, bukan tidak mungkin Sidoarjo dan Gresik bisa menembus angka vaksinasi lebih dari 60 persen. Dengan begitu, Surabaya raya bisa masuk ke level 1.

Jika level sudah turun, perekonomian kota bisa berjalan lebih normal. Pembatasan akan dikurangi. Sektor pariwisata yang paling terdampak pandemi bisa bernapas lagi.

Menurut asesmen situasi Covid-19 level Surabaya memang sudah masuk level 1. Jumlah kasus sudah turun 8,81 kasus dari 100 ribu penduduk dalam satu pekan. Idealnya di bawah 20 kasus. Rawat inap yang idealnya di bawah 5 sudah turun di angka 3,34. Sementara angka kematian mencapai 0,65. Sudah di bawah 1. “Tracing, treatment, dan testing kita juga sudah jauh melampaui standar,” lanjut Eri.

Salah satu problem yang sempat menghambat Surabaya adalah bed occupancy rate (BOR) yang masih tinggi. Ada banyak warga luar kota yang dirawat di Surabaya. Eri memerintahkan Kepala Dinas Kesehatan untuk memisahkan data itu. Setelah perbaikan data, BOR jadi turun drastis.

Eri berharap capaian ini tidak menjadikan warga jemawa. Sebab, ada beberapa daerah yang mengalami lonjakan kasus setelah berhasil masuk PPKM level 1. “Jangan bosan pakai masker,” kata alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya itu.

Bioskop buka serentak kemarin. Karena masih masuk daerah level 3, kuota pengunjung bioskop hanya 50 persen. Anak usia 12 tahun tidak boleh masuk karena belum divaksin. Semua pengunjung juga harus mendaftarkan diri di aplikasi peduli lindungi.

Yang belum vaksin tidak bisa mengakses fasilitas publik lain seperti mal, kebun binatang, supermarket, transportasi umum, sekolah, hingga kantor pemerintahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: