Serial Dimaz Muharri (32): Menanti Berat Akio Bertambah
Setiap hari Dimaz Muharri dan istrinya, Selvia Wetty, bolak balik ke rumah sakit. Untuk menjenguk Akio yang dirawat di ruang NICU. Setelah masalah katup jantungnya beres, fokus dokter adalah meningkatkan berat badan bayi laki-laki yang lahir 7 Mei 2017 itu.
---
SAAT lahir berat badan Akio memang hanya 1,06 kg. Ia lahir di bulan ketujuh di kandungan ibunya. Miom di rahim Via –Selvia Wetty– membuat Akio tak bisa menyerap makanan dengan sempurna. Beratnya kurang sekali. Sebaliknya, berat badan ibunya terus bertambah karena harus minum obat penguat kandungan.
"Akio tidak boleh pulang sebelum berat badannya 2,6 Kg," kata Dimaz Muharri kepada Harian Disway. Berarti berat badan Akio harus bertambah 1 kg lagi. Saat itu ASI Via tidak keluar. Kalaupun dipaksa keluar juga sangat sedikit. "Jadi setiap kali saya dan Via datang ke rumah sakit, pertama kali yang dilihat adalah papan tulis. Melihat perkembangan berat badan Akio," sambung Dimaz.
Selama di ruang NICU, Akio diletakkan di inkubator. Setelah dua minggu kelahiran Akio, orang tua Dimaz datang dari Binjai. Mereka hanya bisa melihat Akio dari kaca. Saat Akio lahir, Dimaz juga mengabari semua keluarga. Baik keluarga dekat, agak dekat, agak jauh, hingga jauh. Juga teman-teman. Semua ia telepon karena saking senangnya.
Total 40 hari Akio berada di rumah sakit. Dimaz sempat berpikir untuk memindahkan Akio ke rumah sakit lain. Ia khawatir biayanya terlalu besar. Kantor Via, Jawa Pos, tidak memiliki fasilitas asuransi untuk melahirkan. Semua biaya yang terkait dengan kelahiran ditanggung sendiri.
Namun niat pindah rumah sakit itu ditentang oleh keluarga dan teman-teman Dimaz. "Kamu itu sulit sekali mendapat anak. Biar saja di sini. Kalau pindah rumah sakit lalu terjadi apa-apa dengan anakmu bagaimana?'' ujar salah seorang taman Dimaz saat itu.
AKIO bersama kakek dan neneknya melihat Dimaz bekerja di DBL Academy, Pakuwon Trade Center, Surabaya. (Foto: Dokumentasi Dimaz Muharri)
Akhirnya Akio terus dirawat di RS Mitra Keluarga Satelit sampai tuntas. Syarat lain agar Akio bisa pulang adalah Via harus sudah bisa memandikan sendiri bayinyi. Setiap hari di rumah sakit Via belajar memandikan bayi. Diajari oleh perawat. Saking kecilnya si jabang bayi, Via bisa memegang hanya dengan satu tangan. Tentu setelah tidak di ruang NICU.
Saat diizinkan pulang, sebenarnya berat Akio belum sampai 2,6 kg. Masih 2,3 kilogram. Namun sudah stabil. Katup jantungnya yang sempat bermasalah sudah normal kembali setelah bayi itu ganti nama. Dari Orijo Selvdi Muharri menjadi Naqasamy Akio Muharri. Dalam bahasa Jepang artinya sumpah pahlawan mulia.
Tentu Dimaz harus mengeluarkan uang banyak untuk biaya rumah sakit. Via harus menjalani operasi caesar dan operasi pengangkatan miom. Ditambah Akio dirawat selama 40 hari. Dan sempat lama di ruang NICU. "Kira-kira biayanya setara dengan Mobilio baru," kata pebasket kelahiran 17 September 1985 itu.
Urusan rumah sakit beres. Akhirnya Akio dibawa pulang ke rumah. Hidup Dimaz dan Via berubah total. Kini mereka bertiga. Dimaz sudah resmi menjadi ayah. "Tapi Akio harus steril. Tidak boleh dijenguk orang dulu. Saya sampai sungkan kalau ada teman datang, tidak boleh lihat Akio," kata Basketball Director DBL Academy itu.
Selama setahun Akio dijaga betul. Dimaz terbantu dengan kehadiran ayah dan ibu Via dari Jakarta. Agak lama mertua Dimaz berada di Surabaya. membantu Via mengasuh Akio. "Bulan-bulan awal itu orang serumah benar-benar tidak bisa tidur,'' kata Dimaz.
AKIO tumbuh besar dan sehat. Usianya kini sudah empat tahun. (Foto: Dokumentasi DImaz Muharri)
Kini, Akio sudah berusia empat tahun. Ia tumbuh sehat dan lucu. Orang tua Dimaz, Ismudiarto dan Susila Mawarni, sempat kembali mengunjungi Akio tahun lalu. Menjelang Lebaran Idul Fitri. Mereka sempat berlibur dan menginap di Kota Batu. Orang tua Dimaz meninggal tak lama setelahnya. Sang ibu meninggal pada Agustus 2020. Kemudian disusul sang papa pada Oktober 2020. Sehidup semati.
Kedua orang tua Dimaz juga tahu bahwa anak mereka sedang menghadapi masalah berat saat ini. Digugat oleh mantan klubnya, CLS Knights. Dimaz diminta membayar Rp 396,3 juta karena comeback sebagai pemain profesional setelah mundur dari CLS Knights pada akhir 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: