Tanpa Pasien pun Tetap Pakai Hazmat

Tanpa Pasien pun Tetap Pakai Hazmat

Di hari-hari sebelumnya, saat masih banyak pasien, semua orang tidak boleh memasuki gerbang hijau itu. Tempat isolasi pasien Covid-19. Kecuali para nakes dan relawan pendamping. Semua orang hanya boleh menengok dari luar saja. Untuk menghindari risiko penularan. 

Kadang, sesekali hanya bisa mencuri pandang. Tepat saat gerbang itu terbuka ketika ada ambulans yang datang memboyong pasien Covid-19 baru. Itu kali pertama saya berkesempatan masuk area ’’angker’’ di RSLI tersebut. 

Baru lima langkah, terlihat lima anak muda bergerombol di samping kiri tenda medis. Mereka juga memakai APD lengkap. Sedang bersih-bersih. Ada yang memunguti sampah, dan yang lainnya mencabuti rumput-rumput. “Jadwal rutin ini, Mas. Kami bagian sif pagi hari ini,” kata Ilham, salah seorang dari rombongan itu.

Okto mengatakan, ada empat sif relawan bagian kebersihan. Sif usai subuh, jam 10 pagi, sore, dan jam 11 malam. Dalam sehari, tempat para pasien itu dibersihkan sebanyak empat kali. “Karena memang kebersihan tempat juga menunjang kesembuhan para pasien,” kata lelaki asli Flores Timur tersebut.

Pagi itu, Okto punya agenda mengecek semua ruangan. Kami diajak berkeliling semua ruangan. Ruang pertama adalah Graha Indrapura. Letaknya di ujung paling belakang. Sudah steril. Ia hanya mengecek apakah ruangan itu sudah dipasangi lampu UV atau belum. “Kalau sudah dipasangi UV, berarti sudah disterilkan. Minimal delapan jam,” tegasnya.

Menurut, Okto, kini semua perawat mengalokasikan waktu untuk rehat sejenak. Juga tentu untuk merelaksasi seluruh ruangan. Secara bergiliran. Selain Graha Indrapura, ada 7 bangunan lagi yang dijadikan ruang isolasi. Ruang itu diberi nama-nama planet. Ada ruang Jupiter, Mars, Uranus, Neptunus, Venus, Saturnus, dan Merkurius. Ditambah tiga tenda di bagian luar. Yakni Tenda C, D, dan E.

“Seluruhnya ini menampung 410 tempat tidur. Jadi mumpung sekarang longgar, waktunya dibuat relaksasi ruangan. Dan langsung disterilkan,” jelasnya. Ia pun bersyukur dengan longgarnya waktu kala zero pasien. Tugasnya sudah agak ringan. Bisa sedikit bernapas lega.

Ia membandingkan dengan keadaan dua bulan lalu. Semua nakes seperti tanpa istirahat. Pagi sampai malam mengontrol kondisi pasien. Misalnya, dalam sehari, harus mengecek tensi tekanan darah dan saturasi oksigen pasien sebanyak tiga kali. Pagi, siang, dan malam menjelang tidur. “Belum lagi jika ada yang saturasinya rendah. Itu harus segera ditangani dan dipindahkan ke ruang khusus,” jelasnya sambil berdiri memegangi gagang salah satu pintu di ruang Mars.

Namun, Okto tak mengeluh dengan semua tugas itu. Ia sangat senang bisa memberdayakan diri. Terutama bisa saling memberi manfaat bagi sesama. Setelah bercerita panjang, Okto mengajak kami keluar dari tempat isolasi tersebut. Melalui pintu keluar di dekat ruang isolasi Merkurius. Tentu saja ia mempersilakan kami diguyur cairan disinfektan terlebih dulu di lorong itu. (Mohamad Nur Khotib)

 

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: