Pesona Waduk Gondang, Lamongan
Jembatan itu dinamakan Titian Cinta. Entah mengapa namanya seperti itu. Tapi memang terdapat beberapa pasangan yang naik jembatan itu kemudian bersantai berdua sembari melihat pemandangan Waduk Gondang dari ketinggian. Dari situ, memag view-nya asyik. Bisa melihat aktivitas para petani yang sedang mengurus tanaman padi mereka.
Turun dari jembatan dan sedikit bergerak ke selatan, terdapat areal satwa. Pengelola Waduk Gondang memiliki koleksi kera, burung, serta ular piton. Di kandang ular piton, terlihat empat buah bak berukuran sedang. Empat ekor ular sedang leha-leha melingkarkan tubuhnya. Sedangkan kera-kera di kandang saling memunguti kutu di punggung temannya.
Di sepanjang trotoar Waduk Gondang, sebelum pandemi, banyak pedagang kaki lima berjajar. Wisata ini baru dibuka beberapa waktu setelah kondisi Kota Lamongan telah membaik. Tapi mungkin para pedagang belum kembali. Hanya kedai-kedai di tepi danau saja yang buka.
Jarak dari Surabaya ke Waduk Gondang sejauh 51 kilometer. Kalau naik mobil, akan memakan waktu sekitar 2 jam. Dari pusat kota Lamongan, ambil lajur barat dari jalanan alun-alun, kemudian berbelok ke utara. Dari sana terus lurus saja mengikuti jalan. Nanti akan terlihat papan petunjuk menuju Waduk Gondang. Arahnya ke selatan. Lokasi wisata waduk tersebut berbatasan dengan Wisata Wego Lamongan.
Tarif masuknya murah. Hanya Rp 5.000 per orang. Paling asyik dikunjungi pada musim kemarau. Sebab, air danau surut. Jika datang pada musim hujan, air danau akan pasang. Meluas hingga ke bagian bawah di tepi kedai-kedai yang berjajar. Pengunjung tak bisa menyusuri areal rerumputan hijau sampai ke bendungan.
Untungnya saat aku ke sana saat hujan tak seberapa. Meski sempat diguyur hujan lebat, air danau masih surut.
Kulihat sehelai ilalang di bawah kakiku. Titik air meluncur turun dari helai daun panjangnya yang menekuk. Hampir jatuh, namun tertahan di ujungnya. Seakan tak mau melepas begitu saja. Tapi akhirnya jatuh juga dalam pelukan tanah, menembus ke dalam dan diserap oleh akar. Dari sekadar singgah lalu menjadi satu dalam tubuhnya. Nyanyian alam seribu pesona. (Retna Christa-Guruh Dimas)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: