Cancel Culture Seharusnya Pandang Bulu

Cancel Culture Seharusnya Pandang Bulu

Mereka yang sudah lama berada dalam fandom Korea pasti sangat memahami satu hal. Jadi selebriti di sana susah banget. Lebih susah daripada menjadi presiden AS. Idol atau aktor dituntut untuk selalu bersih. Sebersih-bersihnya. Mereka tidak boleh jadi manusia. Mereka harus jadi malaikat. Yang perfect. Tidak punya cela. Sehingga pantas jadi panutan dan sanjungan mereka.  

Alhasil, agensi menerapkan aturan ketat kepada idol maupun aktornya. Tidak boleh pacaran. Tidak boleh ketahuan merokok. Tidak boleh melakukan apa saja yang bertentangan dengan image. Dalam kasus Seon-ho, ia dilarang mengenakan aksesori jamet. Agensi juga memperingatkannya untuk tidak bikin ekspresi konyol saat tampil di 2 Days & 1 Night.

Kalau kena skandal sedikit saja, bisa dipastikan karier mereka hancur. Ketahuan merokok, di-cancel. Salah bicara, di-cancel. Apalagi kalau kasusnya sudah bullying atau affair. Siap-siap saja turu pasar bantalan gobes.  

Jangan salah. Saya tidak menentang cancel culture. Itu dibutuhkan untuk memberi sanksi sosial dan finansial terhadap orang yang benar-benar bersalah. Apa parameternya? Hukum, dong. Kalau terbukti melakukan pelecehan seksual misalnya, orang itu wajib di-cancel. Terbukti menganiaya, silakan di-cancel. Terbukti pakai narkoba? Oh, monggo. Cancel sepuasnya. Cancel culture harus pandang bulu. Jangan semua-muanya di-cancel.    

Harvey Weinstein tuh, pantas di-cancel! Mantan taipan film Hollywood itu terbukti melakukan pelecehan seksual kepada aktris-aktris di bawah asuhannya. Ia sudah divonis bersalah dan dijatuhi hukuman seumur hidup. Serem amat kalau orang seperti dia tidak di-cancel. Saipul Jamil tuh boleh di-cancel. Kan sudah terbukti melecehkan. Betapa mengerikannya kalau orang seperti dia diglorifikasi di layar kaca. 

Dari beberapa artikel yang saya baca, sedikit sekali pekerja dunia hiburan yang terkena cancel culture karena kasus kriminal. Setidaknya, lebih sedikit dibandingkan yang kasusnya enggak banget. Seperti Seon-ho ini.

Kim Ji-hoon, misalnya, pernah di-cancel gara-gara bilang bahwa ia menikmati menyetir secara tidak hati-hati. Iya, kata-katanya enggak bener. Tapi masa ia di-ban dari industri gara-gara komentar bodoh?

Apakah Seo Ye-ji pantas di-cancel? Menurut saya, ya dan tidak. Tidak pantas, karena yang dia lakukan kepada Kim Jung-hyun bukan tindakan kriminal. Tapi jadi pantas, karena sikap posesifnya tidak profesional. Namun, berhubung mereka sudah tidak berpacaran, ya sudah. Selesai. Kembalikan Nyai Ye-ji ke layar kaca. Toh dia aktris yang sangat baik. Sayang kalau bakat dia tersia-sia.

SEO YE-JI dalam iklan kacamata Rieti. Kontrak dia dengan berbagai brand diputus setelah dia dituduh manipulatif terhadap mantan pacarnya, Kim Jung-hyun, April lalu. (Foto: Rieti) 

Seon-ho juga begitu. Kita tidak pantas meng-cancel dia. Pertama, kita tidak tahu pasti, kata-kata memaksa pacar untuk aborsi itu benar atau tidak. Apakah ia menyeret pacarnya ke klinik? Atau menodongkan pistol agar si pacar menggugurkan kandungan? Kalau iya, itu baru pemaksaan. Kalau enggak, ya itu keputusan bersama. Yang diambil oleh dua orang yang sama-sama dewasa.

Kalaupun benar ia meminta pacarnya untuk aborsi, itu bukan kejahatan. Hukum di Korea melegalkan pengguguran kandungan di bawah 14 pekan. Jadi ia tidak berbuat kriminal. Yang kedua, pembunuhan karakter yang dilakukan sang mantan mendapat banyak sanggahan dari teman-teman Seon-ho. Semua speak up bersaksi bahwa Seon-ho orang baik. Tidak seperti yang digambarkan si mantan.

Dalam dua hari terakhir, brand yang sebelumnya menyembunyikan foto Seon-ho kembali memasangnya. Nau dan Edition Sensibility menampilkan foto aktor 35 tahun itu di laman Facebook. Instagram belum. Diprediksi segera menyusul. Canon juga memunculkan ulang foto lama Seon-ho. Bisa jadi, kontrak antara Seon-ho dengan mereka belum diputus. 

Seorang sumber di dunia hiburan Korea menyebut, masa depan Seon-ho tidak benar-benar hancur. Ia mendapat dukungan kuat dari fans internasional. Dan belakangan, sentimen publik Korea juga berubah memihaknya. ’’Sekarang kan prospek platform streaming begitu cerah. Kim Seon-ho bisa memanfaatkan itu. Basis dukungan dari luar Korea sangat besar. Film dan serial yang diproduksi khusus untuk streaming pasti laku,’’ katanya.

Yok bisa, yok, cancel cancel culture! Di atas segala kualitasnya—wajah ganteng, lesung pipi menggemaskan, dan kepribadiannya yang hangat—Seon-ho adalah aktor hebat. Sayang kan kalau talenta sebesar itu dibuang hanya gara-gara masalah dengan mantan… (*)

*) penulis adalah wartawan Disway dan Seonhohada garis lunak 

TVN dikritik keras oleh netizen karena menayangkan Start-Up dengan memburamkan wajah Kim Seon-ho.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: