Aktifkan Baznas, Targetkan Rp 1,5 M Per Bulan

Aktifkan Baznas, Targetkan Rp 1,5 M Per Bulan

PEMKOT Surabaya kembali mengaktifkan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Surabaya. Pengaktifan itu akan menunjang perputaran roda ekonomi Surabaya. Salah satunya membantu masyarakat tidak mampu.

Kemarin Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi melantik pengurus inti Baznas Surabaya di balai kota. Eri mengatakan, zakat bisa digunakan untuk kegiatan ekonomi. Salah satunya dengan membantu keperluan masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

Nantinya tiap aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan pemkot diwajibkan membayar zakat Rp 100 ribu per bulan. Total ASN sekitar 15.000 orang. Artinya, Baznas bisa memperoleh Rp 1,5 miliar tiap bulan. ”Itu masih di lingkungan pemkot. Belum yang lain,” ungkap politikus PDIP itu.

Eri terinspirasi dari sahabat Nabi Muhammad SAW. Yakni, Abu Bakar Ash-Shidiq. Saat itu Abu Bakar menjadi khalifah menggantikan Nabi Muhammad. Ia rela mencari siapa pun yang belum membayar zakat. Sebab, dalam ajaran Islam, zakat merupakan kewajiban untuk membersihkan harta yang dimiliki seseorang.

Sebenarnya zakat sendiri memiliki standar, yaitu 2,5 persen dari penghasilan yang didapatkan. ASN di lingkungan pemkot bervariasi pendapatannya. Bergantung pangkat dan jabatan yang diemban. Namun, Eri hanya minta Rp 100 ribu. Bagi ASN, itu tidak terlalu berat.

Sebenarnya Baznas Surabaya sudah pernah dibentuk. Namun, sempat vakum 7 tahun. Kini pemkot bekerja sama dengan Kementerian Agama (Kemenag) Surabaya mengaktifkan kembali badan tersebut.

Selain mewajibkan ASN berzakat, pemkot membuat program orang tua asuh untuk siswa MBR. Program itu melibatkan ASN Surabaya. Mereka diminta membantu keperluan sekolah siswa. Misalnya, alat tulis dan seragam.

Sampai Juni, setidaknya sudah ada 1.753 ASN yang terlibat dalam program itu. Mereka membiayai 2.416 siswa. Eri mengatakan, program orang tua asuh bakal dialihkan kepada kepala organisasi perangkat daerah (OPD). ”Yang bukan kepala OPD wajib membayar zakat,” ungkap alumnus ITS tersebut.

Selain itu, ASN di Surabaya diwajibkan berbelanja di usaha mikro, kecil, menengah (UMKM). Harapannya, perekonomian di Surabaya bisa kembali pulih. Eri belakangan menargetkan ASN sebagai salah satu penggerak ekonomi Surabaya. Maklum, ASN paling sedikit terdampak akibat pandemi belakangan ini.

Sementara itu, Ketua Baznas Surabaya Mochamad Hamzah mengatakan, badan yang dipimpinnya cukup tertinggal jika dibandingkan dengan daerah lain. Vakum 7 tahun mengakibatkan tidak adanya program maupun regenerasi oraganisasi. Ia mengatakan akan memenuhi permintaan Eri. Yakni, mendapatkan minimal Rp 1,5 miliar dari zakat ASN.

Hamzah juga akan berkoordinasi dengan masjid besar di Surabaya. Mereka akan digandeng untuk memperoleh maupun menyalurkan zakat. ”Agar pengelolaan dana ini bisa tepat sasaran,” katanya.

Ada tiga amal yang harus dilakukan Baznas Surabaya. Yakni, dari sisi regulasi berdasarkan undang-undang, syariah berdasarkan aturan agama, dan kesejahteraan agar masyarkat bisa hidup makmur. (Andre Bakhtiar)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: