Naik Pesawat Pakai Antigen Lagi

Naik Pesawat Pakai Antigen Lagi

Hasil negatif tes usap PCR dijadikan syarat naik pesawat sejak 24 Oktober lalu. Tentu juga syarat vaksin dosis pertama. Namun, ternyata kebijakan PCR tersebut menuai kritik dari masyarakat. Termasuk soal harganya yang dianggap terlalu mahal.

KRITIK juga sempat dilontarkan oleh Pengacara Muhammad Sholeh. Ia menggugat ke Mahkamah Agung pada Kamis (28/10). Sholeh mengajukan uji materi terhadap peraturan yang mewajibkan hasil tes PCR sebagai syarat penerbangan. 

Menurutnya, logika hukum yang diterapkan pada kebijakan tersebut keliru. Misalnya, syarat naik pesawat saat masa PPKM level 3 dan 4 hanyalah vaksin dosis pertama dan antigen. Namun, begitu level 1 seperti sekarang malah dipersyaratkan hasil tes PCR.

“Sedangkan untuk wilayah luar Jawa-Bali masih bisa pakai tes antigen. Padahal Covid-19 itu gak kenal wilayah lho. Artinya semua wilayah punya risiko yang sama,” jelasnya.

Banyak yang tidak setuju karena penerapannya justru saat kasus Covid-19 melandai.

Akhirnya, kebijakan itu berlaku hanya delapan hari. Syarat penumpang pesawat di wilayah Jawa-Bali berubah lagi. Pemerintah kembali memutuskan kebijakan baru. 

“Untuk perjalanan udara wilayah Jawa-Bali tidak lagi mengharuskan tes PCR. Tetapi cukup menggunakan tes antigen saja. Sama dengan wilayah luar Jawa-Bali,” tegas Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy saat konferensi pers virtual, kemarin (1/11).

Manajer Angkasa Pura Support (APS) Cabang Juanda Wukirjo mengatakan, Bandara Juanda siap menerapkan aturan terbaru itu. Tinggal menunggu surat edaran resmi. “Pasti kami ikuti,” katanya.

Bandara Juanda bakal tetap menyediakan layanan tes PCR maupun antigen. Harganya tetap disesuaikan dengan aturan terbaru. Yakni Rp 275 ribu untuk tes PCR dan Rp 99 ribu untuk tes antigen.

“Akan tetap kami sediakan dua-duanya. Agar penumpang bisa memilih,” jelasnya. Sejauh ini, kata Wukirjo, jumlah penumpang yang menjalani tes PCR relatif sama setiap hari. Berkisar antara 100 hingga 125 orang. Dan baru satu orang saja yang dinyatakan terkonfirmasi positif hingga hari ini.

Selain itu, Muhadjir juga menyampaikan beberapa temuan lain pada konferensi pers virtualnya. Salah satunya, angka nasional penularan turun secara agregat. Namun, terjadi kenaikan kasus Covid-19 di 131 kabupaten/kota.

Muhadjir yang didapuk sebagai Koordinator Penanganan Covid-19 Periode Natal-Tahun Baru mengatakan bahwa musim liburan itu akan diantisipasi. Aturan-aturan akan di-upgrade untuk mencegah penularan dan persebaran Covid-19.

Kebijakan tersebut bakal mengatur beberapa hal. Di antaranya seputar pergerakan orang, lokasi wisata, pertokoan, tempat peribadatan, dan lain sebagainya. Pemerintah juga bakal memberi perhatian khusus ke Bali. Mengingat banyak acara internasional yang bakal digelar di Pulau Dewata itu pada 2022.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: