Ultah Surabaya Community ke-15: Seduluran Sampek Matek
Surabaya Community menyelenggarakan temu akbar sekaligus merayakan HUT ke-15 Kamis lalu (11/11). Ratusan orang memadati lantai 3 hotel Ibis Jemursari. Acaranya adalah kangen-kangenan, sekaligus jamming bareng para musisi top asal Kota Pahlawan.
PAKAIAN serba hitam dengan logo buaya dan hiu dikenakan oleh mayoritas yang hadir. Jumlahnya sekitar seratus lebih. Mereka adalah anggota Surabaya Community. Sejak didirikan pada 2006, komunitas tersebut telah menjaring ribuan anggota. Semuanya warga Surabaya yang berdomisili dari berbagai daerah, bahkan di luar negeri.
’’Pokoknya orang Surabaya. Di mana saja, siapa saja. Surabaya Community dibentuk untuk merekatkan persaudaraan di antara kita,’’ ujar Arry Pribawanto ’Bhogenk’, pendiri sekaligus pembina Surabaya Community.
Kamis lalu (11/11), komunitas tersebut merayakan ulang tahun ke-15. Tak hanya dari Surabaya, mereka yang lahir di Kota Pahlawan, tapi berdomisili di kota lain, turut hadir di Hotel Ibis Jemursari. Mereka memadati ballroom yang terletak di lantai 3. Para pengunjung menyebar sampai ke ruang atas dekat kolam renang.
The Shadow Band, kumpulan para musisi classic rock kawakan Surabaya, didapuk menjadi home band. Di antara yang hadir, tampak pula Wawan, ex drummer Dewa 19. Ia datang hanya sebentar, untuk memberi ucapan selamat kepada Arry dan kawan-kawan.
’’Semoga persaudaraan antar arek-arek Suroboyo terjalin erat sampai kapan pun. Pokokke seduluran sampek matek,” ujar Arry, disambut dengan tepuk tangan riuh.
Arry menyebut, Surabaya Community dibentuk untuk menyatukan seluruh warga Surabaya di berbagai daerah. ’’Kami mempunyai perwakilan di tiap kota. Jadi, orang Surabaya yang berada di luar kota tak perlu khawatir untuk mencari jujukan. Bisa nambah seduluran juga,” ungkap pria berusia 52 tahun itu.
Yang datang dari luar kota cukup banyak. Di antaranya dari Jakarta, Malang, beberapa daerah di Jawa Tengah, bahkan dari Papua. Mereka bersama-sama hanyut dalam suasana kebersamaan. Apalagi bagi mereka dari luar daerah yang rindu bercengkerama menggunakan bahasa Suroboyoan.
Putri Arry Soetomo, istri Arry, tampil membawakan lagu-lagu classic rock bersama The Shadow. Dia sukses menghibur dengan gurauan dan pantun ala Surabaya. Penampilan dia mengundang tawa. Cukup atraktif pula. Dia tak hanya bernyanyi di panggung. Tapi juga mendatangi para hadirin. Mic disodorkan ke para anggota, agar mereka bisa ikut bernyanyi.
Selain sesama anggota, hadir pula perwakilan Bonek Surabaya yang dikomandani oleh Cak Tulus. Dengan atribut khas hijau Persebaya, para bonek turut bernyanyi dan bergabung bersama para anggota Surabaya Community.
Di penghujung acara, diselenggarakan potong tumpeng. Arry menyerahkan potongan-potongan tumpeng itu kepada beberapa perwakilan Surabaya Community dari beberapa daerah, ketua bonek, serta Ricky Coen Arifin, manajer IBIS Hotel Jemursari.
Para musisi Surabaya tak mau ketinggalan unjuk gigi. Mereka seru melakukan jamm session. Eddy ’’Ningrat’’ membawakan lagu-lagu Jamrud. Tommy Exentric dengan lagu-lagu Aerosmith. Sedangkan Tato Tara ’’Sekaring Jagad’’ membawakan lagu-lagu Gombloh. Dan masih banyak lagi. Rame pol.
Sebagai lagu penutup, The Shadow mengajak para pengunjung untuk menyanyikan Rumah Kita karya God Bless. Dengan lagu tersebut, para anggota Surabaya Community tenggelam dalam makna persaudaraan sebagai sesama warga di rumah besar mereka: Kota Pahlawan. (Retna Christa-Guruh Dimas)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: