PSSI-LIB Abai soal Verifikasi dan Peningkatan Kompetensi Dokter

PSSI-LIB Abai soal Verifikasi dan Peningkatan Kompetensi Dokter

PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sepertinya masih setengah hati mengelola kompetisi di negeri ini. Dari urusan penjadwalan liga sampai hal-hal terkait medis ternyata masih jauh dari level profesional. Khusus urusan medis, LIB bahkan abai terkait verifikasi dan peningkatan kompetensi dokter tim.

Sumber Harian Disway menyebutkan, selama ini LIB hampir dibilang sangat jarang mengadakan workshop untuk penanganan cedera maupun emergency. Terakhir, workshop terkait hal itu dilakukan di musim 2018. ”Sepertinya saat itu dilakukan setelah ada kasus meninggalnya Choirul Huda (kiper Persela yang meninggal di lapangan, Red),” ujar sumber tersebut.

Setelah itu, tidak pernah ada workshop yang bersifat peningkatan kompetensi untuk dokter tim. Padahal, klub peserta liga kerap kali merombak jajaran manajemennya, termasuk posisi dokter tim. Sumber Harian Disway itu menyebutkan, pada musim 2019, sama sekali tidak ada workshop peningkatan kompetensi yang dilakukan LIB.

Begitu pula di awal musim 2020. Ada workshop peningkatan kompetensi yang itu digelar saat liga direncanakan come back. Sebagaimana diketahui, liga Indonesia musim 2020 sempat terhenti karena pandemi. Lalu, PSSI dan LIB berencana menggelar lagi musim itu di tengah tahun. Sampai akhirnya gagal karena tak mendapatkan izin hingga tahun berganti ke 2021. ”Workshop yang digelar ketika liga mau come back itu terkait Covid-19 saja,” ujarnya.

Hal serupa terjadi pada musim 2021. Ada dua workshop yang digelar PSSI dan LIB secara virtual. Yakni, menjelang bergulirnya Piala Menpora dan Liga 1 musim 2021/2022. Namun, lagi-lagi materinya sekadar soal Covid-19.

Sumber Harian Disway khawatir, minimnya workshop tentang penanganan cedera dan emergency membuat kompetensi dokter tim meragukan. Apalagi, tak sedikit dokter tim yang sebenarnya kompetensi utamanya bukan terkait keolahragaan.

”Kasus ini mencuat kan bisa saja karena sedang ada konflik di internal PSS Sleman. Nah, bagaimana dengan tim atau klub yang sekarang kondisi internalnya baik-baik saja? Apakah dokter-dokter mereka juga punya kompetensi yang memadai?” tanya pria yang lama berkecimpung mengurus klub sepak bola itu.

Mencuatnya kasus dokter PSS Sleman itu tidak hanya menampar klub. Tapi, juga mencoreng muka PSSI dan PT LIB. Apalagi, dokter tersebut memang pernah terlibat dalam timnas U-19. Kabar yang beredar, Elwizan Aminudin sempat bergabung di klinik salah satu dokter yang selama ini juga menjadi tenaga medis di timnas.

”Bisa saja karena itulah kemudian ia banyak dipakai klub. Klub tak mengecek keabsahan status dokter itu karena pernah di timnas dan pernah bekerja dengan tenaga medis timnas,” ujar sumber Harian Disway. (Gunawan Sutanto)

Baca juga: PSSI-LIB Kecolongan, Status Dokter PSS Sleman Bermasalah

Sumber: