Menghindari Jebakan Toxic Productivity

Menghindari Jebakan Toxic Productivity

Pada masa saat ini keproduktivitasan seseorang sudah dianggap sebagai suatu kegiatan yang sangat unggul. Banyak pengusaha muda atau generasi muda yang berlomba-lomba memaksakan dirinya untuk selalu terlihat produktif. Sehingga menganggap bahwa dengan dirinya dikatakan sebagai sosok yang produktif maka dirinya akan merasa disegani oleh orang lain.

Para pengusaha muda atau generasi muda saat ini memang terlihat terus menerus terobsebsi mengembangkan dirinya. Sehingga mereka lupa menikmati kehidupannya. Mereka menganggap bahwa jika mereka tidak terus mengembangkan dirinya mereka merasa hidupnya tidak berguna.

Anggapan tersebut sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Banyak dari mereka yang tidak menyadari bahwa dengan memaksakan dirinya untuk tetap produktif demi mendapatkan sanjungan atau perhatian dari orang lain sebenarnya justru membawa dirinya ke produktif yang beracun atau toxic productivity.

Produktif yang beracun atau toxic productivity merupakan sebuah keinginan yang dianggap tidak sehat. Karena produktivitas yang dilakukan yaitu ingin produktif setiap saat dan dengan cara apapun itu.

Ciri-ciri dari sosok pengusaha muda atau generasi muda yang terjebak dalam toxic productivity yaitu dirinya terobsebsi untuk produktif, sering merasa bersalah saat berdiam diri, mempunyai ekpektasi yang tidak realitas atau terlalu tinggi, tidak pernah puas, dan tidak mementingkan arti dari kata beristirahat.

Sebenarnya tidak semua keproduktifan mengarah ke toxic productivity, ada beberapa yang bertujuan untuk produktivitas yang sesungguhnya, namun ada pula yang bertujuan untuk produktivitas namun sangat memaksa dirinya untuk produktif namun tidak melihat kemampuannya sehingga tumbuhlah toxic productivity pada kehidupannya.

Sebelumnya produktif merupakan sebuah sikap yang ingin terus berkarya, dan menghasilkan sesuatu yang ada manfaatnya baik untuk diri sendiri maupun orang lain dan lingkungan sekitarnya.

Sebelum para pengusaha muda atau lebih sering disebut dengan generasi muda melakukan hal yang produktif namun mengarah pada toxic productivity, perlu pentingnya memahami batasan diri agar tidak terjebak pada toxic productivity.

Para pengusaha muda atau generasi muda yang terjebak pada toxic productivity biasanya cenderung bersikap sangat ambisius terhadap tujuan mereka. Cenderung akan menyalahkan diri mereka saat mereka tidak melakukan kegiatan apa pun sekaligus akan terus menerus menuntut diri mereka untuk melakukan lebih banyak pekerjaan saat sudah tidak ada sesuatu yang perlu dikerjakan lagi.

Melihat hal tersebut, maka perlu pentingnya memahami batasan diri sangat dibutuhkan saat ini agar segala kegiatan usaha atau produktivitas yang dilakukan tidak merugikan dirinya baik merugikan waktu, kesehatan tubuh, kesehatan mental, dan perasaan burnout atau hilang minat terhadap sesuatu yang biasanya dilakukan.

Dalam memahami batasan diri, terdapat banyak sekali cara salah satunya yang paling utama adalah dengan kesadaran diri atau sadar akan dirinya sendiri. Kesadaran diri merupakan salah satu cara yang bisa kita terapkan pada diri kita masing-masing khususnya pada para pengusaha muda atau generasi muda yang ingin memahami batasan dirinya agar terhindar dari toxic productivity.

Dengan kesadaran diri akan membuat diri kita lebih memahami dan peka terhadap diri sendiri. Mulai dari melakukan apa yang kita inginkan dan sebaliknya dan dengan kesadaran diri kita akan lebih memahami dan tahu apa yang diri kita butuhkan. Serta sadar bahwa kita bukanlah orang lain berarti kita tidak perlu menyesuaikan standar kehidupan kita dengan kehidupan orang lain.

Selanjutnya setelah kita memahami kesadaran diri, kita tidak boleh berhenti hanya pada memahami kesadaran diri. Namun kita perlu menerapkan atau mengimplementasikan dari apa yang kita lihat dari diri kita. Sehingga kita tahu batasan dalam melakukan sesuatu dan harus memahami.

Serta bijak bahwa segala sesuatu yang kita lakukan harus sesuai dengan diri dan kemampuan serta keinginan kita terlebih dahulu bukan dari diri atau keinginan orang lain. Selain sadar akan diri kita, menerapkannya dan mengutamakan apa yang sesuai dengan diri kita.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: