PDAM Krisis Air Saat Debit Hujan Tinggi

PDAM Krisis Air Saat Debit Hujan Tinggi

ADA ribuan pelanggan PDAM yang kesulitan dapat air Rabu (1/12). Terutama di Surabaya pusat dan utara. Kapasitas produksi Instalasi Air Minum (IPAM) di Ngagel anjlok sampai 50 persen.

Air tidak mengalir ke Jalan Raya Darmo, Basuki Rahmat, dan Yos Sudarso. Area Wonokromo, Ketintang, Kenjeran, Ampel, Bulak, hingga Gubeng juga terkena imbasnya.

PDAM kesulitan dapat air baku dari sungai karena pemkot membuka semua pintu di Bendungan Jagir. Keputusan itu harus dilakukan untuk mengantisipasi banjir di Surabaya barat.

 “Yang bisa menyelamatkan Kali Makmur yang jadi tumpuan Surabaya barat itu pintu air Jagir. Biar airnya langsung mengalir ke laut,” kata Direktur Operasi PDAM Surya Sembada Nanang Widyatmoko. Membuka semua Pintu Air Jagir bukan keputusan mudah.

Jika tidak dibuka, banjir di Danau Universitas Negeri Surabaya (Unesa) dan Kawasan Wiyung bisa terulang. Konsekuensinya PDAM bakal kekurangan pasokan air baku karena ketinggian air di Jagir turun.

Setelah berdiskusi, mereka mengambil opsi pertama. Semua pintu di Bendungan Jagir dibuka pukul 04.00 hingga 10.00. Air dari barat langsung dialirkan ke Wonorejo. 

Air dilarikan ke Pantai Timur Surabaya (Pamurbaya). Anak sungai Brantas itu bisa lebih cepat terkuras karena aliran ke timur lebih cepat ketimbang ke arah utara atau Tanjung Perak. 

Selama ini IPAM Ngagel mengandalkan gravitasi agar air bisa masuk ke instalasi. Mereka harus mengalah karena BMKG sudah memberikan alarm. Hujan dengan intensitas tinggi bakal terjadi di daerah aliran sungai (DAS) Brantas. Surabaya yang jadi kawasan hilir bakal merasakan dampaknya.

Saat pintu Jagir dibuka, produksi air PDAM langsung berkurang hingga 2 ribu liter per detik. Itu setara dengan separo kemampuan IPAM peninggalan Belanda tersebut.

Kali Makmur semakin jadi tumpuan kawasan Surabaya barat sejak Banjir di Waduk Unesa Lidah Wetan 16 November lalu. Pemkot membuat sudetan agar genangan di sana bisa mengalir ke saluran tengah jalan kembar Babatan-Wiyung. Sebanyak 25 box culvert dipasang untuk mempercepat aliran. 

Pemkot sebenarnya menganggarkan pompa air dengan kapasitas 2 meter kubik per detik di seberang Pos Pemadam Kebakaran Wiyung. Dengan begitu air bisa lebih cepat mengalir ke Kali Makmur. 

Anggaran itu terpaksa dicoret dari APBD 2021. Pemkot terpaksa mengevaluasi anggaran belanjanya untuk dialihkan ke penanganan Covid-19.

Selama belum ada pompa di Wiyung, tumpuan utama ada di pintu Kali Jagir. Jika level air di Kali Makmur tinggi, mau tidak mau pintu air harus dibuka semua.

Nanang mengatakan, peristiwa ini sebenarnya terjadi setiap tahun. Namun, kasus kali ini agak berbeda. “Biasanya cuma dua jam. Tapi ini bisa sampai lama,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: