Gagal Tampil Perdana di Tunjungan Romansa

Gagal Tampil Perdana di Tunjungan Romansa

Malam itu, awan kelabu memayungi Surabaya. Tampaknya hujan lebat akan turun. Rama menyempatkan diri untuk menyumbangkan satu lagu ciptaan Andy.

Setelah dua lagu, hujan deras datang. Semua penonton dan seniman buyar mencari tempat teduh. Andy menyelamatkan peralatan elektriknya dari terpaan hujan.

Ia memindahkan semua peralatan di tempat yang terlindung. Semuanya harus diset ulang. Untung pasukan IKD yang jumlahnya 32 siswa itu tidak datang. Andy bisa kerepotan mengatur mereka semua. 

Andy Setiawan mengiringi anak-anak Istana Karya Difabel (IKD) di Jalan Tunjungan, Rabu (15/12).
(Foto: Fadhilah Yunviani untuk Harian Disway)

Hujan sangat awet malam itu. Pengunjung Tunjungan Romanza tidak seramai biasanya.

Rabu malam. Hari yang ditunggu-tunggu itu akhirnya datang juga. Stan musik Andy paling ramai dibanding seniman lainnya. “Kami bawa pasukan. Hahaha,” katanya girang.

Ramadhan kini bisa tampil full team dengan teman-teman bannya. Mayoritas pemain musiknya tunanetra. Sementara penyanyinya harus digilir. 

Semua diberi panggung. Termasuk bagi mereka yang baru belajar vokal. “Pokoknya semua harus berani. Ini terapi bagi mereka,” kata pedagang SWK ARH itu.

Andy sudah membuat enam lagu untuk mereka. Lagi-lagu itulah yang dilantunkan di Jalan Tunjungan. Sebagian pengunjung tentu belum mengenal lagu mereka karena baru dibikin. Belum dirilis. 

Mereka diarahkan untuk tidak terlalu banyak meng-cover lagu-lagu orang lain. Andy berharap semuanya anak-anak difabel tidak hanya mahir bermusik. Tapi harus bisa menciptakan. (Salman Muhiddin)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: