Biasakan Sebut Jembatan Bu Risma

Biasakan Sebut Jembatan Bu Risma

JEMBATAN di Wonokromo yang dibangun pemkot sudah dinamai Sawunggaling. Namun tidak ada salahnya jika kita juga menyebutnya Jembatan Bu Risma. Sebab ada banyak tetenger yang punya dua nama.

Beberapa orang masih menyebut Jalan Basuki Rahmat dengan sebutan Kaliasin. Atau Jalan Ir Soekarno di timur Surabaya dengan sebutan Middle East Ring Road (MERR).  ”Atau Jembatan BAT yang nama resminya adalah Jembatan Ngagel,” ujar Pendiri Komunitas Begandring Soerabaia Kuncarsono Prasetyo.

Menurutnya, penamaan sangat tergantung pada ingatan kolektif warga. Terkadang nama resmi tidak terpakai karena warga sudah punya ingatan kolektif yang sudah terpupuk lama.

Ada juga Jalan Kedung Cowek yang diubah menjadi Jalan M. Noer. Mayoritas warga masih familiar dengan sebutan Kedung Cowek walaupun namanya sudah diubah sejak 24 November 2010.

Beberapa perusahaan, rumah makan atau rumah warga masih mempertahankan nama Kedung Cowek. Mereka harus memasang dua nama alamat karena ingatan kolektif tentang Kedung Cowek lebih dominan.

Ada juga Jalan Gunungsari yang sebagian ruasnya diubah menjadi Jalan Prabu Siliwangi. Orang masih familiar dengan Gunungsari.

JEMBATAN Bu Risma secara resmi dinamakan Jembatan Sawunggaling. 

Jembatan Sawunggaling juga bisa punya dua nama. Orang bisa menyebutnya Jembatan Bu Risma karena ingatan kolektif tentang Jembatan Sawunggaling belum cukup kuat. ”Bahkan kebanyakan kita masih menyebutnya Jembatan Wonokromo,” lanjutnya.

Ingatan kolektif itu bisa terpupuk apabila kita membiasakan diri. Saat Jembatan Bu Risma sering disebut, secara alami orang akan terbiasa.

Founder Harian Disway Dahlan Iskan menginisiatori penamaan Jembatan Bu Risma. Usulannya itu disampaikan melalui Cak Ji Podcast yang sudah tayang Minggu (26/12). ”Pilihannya sebenarnya dua,” kata Dahlan.w

Pertama di Jembatan Kenjeran yang punya air mancur menari itu. Atau Jembatan Sawunggaling di Wonokromo.

Dua-duanya monumental. Namun Dahlan melihat nama Risma lebih layak disebut di jembatan yang mengarah ke Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) itu. ”Yang setiap hari dilihat orang kan Jembatan Wonokromo. Dan itu saya terkesan karena konsepnya menghubungkan dengan terminal yang jadi transit,” kata Mantan Menteri BUMN itu.

Proyek jembatan itu memang tidak semahal yang di Kenjeran. Perbandingannya Rp 39 miliar dan Rp 199 miliar. Namun Jembatan di Wonokromo menang strategis.

Desainnya juga tidak kalah unik. Ada ukiran ikon-ikon Surabaya yang terpampang di tiang jembatan oranye itu. Air mancur menarinya juga jadi spot foto selfie yang diburu orang.

Dahlan merasa warga Surabaya belum sempat berterima kasih terhadap dedikasi Risma. Ia tidak bisa menyelesaikan dua periode masa jabatan wali kota karena keburu diangkat jadi Menteri Sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: