Jurnalis Warga Ungkap Tersangka Anggota TNI

Jurnalis Warga Ungkap Tersangka Anggota TNI

Tabrak mati Handy dan Salsa terungkap begini: Rahmat (nama samaran) merekam itu dengan video HP. Diunggah ke medsos. Viral. Polisi menemukan mobil pelaku, Panther hitam bernopol B 300 Q. Terungkap berkat jurnalis warga.

Harian Dsiway - POLISI mencari mobil pelaku sejak videonya viral. Sebelum jasad Handy dan Salsa ditemukan di Sungai Serayu, Banyumas, Jawa Tengah, tiga hari kemudian.

Seperti diberitakan, kronologi begini. Rabu, 8 Desember 2021, pukul 15.20, terjadi kecelakaan di jalur Nagrek, Bandung.

Mobil itu menabrak motor Yamaha Mio. Sangat keras. Pemotor, Handy, 17, dan pacarnya, Salsabila, 14, terluka parah. Salsa di kolong mobil. Handy terlempar.

Di jalanan ramai pada jam segitu, massa berkerumun. Menonton. Rahmat berada di kerumunan penonton.

Lalu, Rahmat iseng, merekam video. Tiga penumpang mobil turun, mengangkut tubuh para korban. Dimasukkan ke mobil. Lalu tancap gas. Rekaman itu viral. Rahmat-lah jurnalis warga.

Di antara massa penonton, tidak ada yang lapor polisi. Massa bubar, setelah mobil Panther pergi. Satu-satunya pedoman polisi adalah video yang viral itu. Tampak jelas mobil pelaku.

Tim Polres Bandung akhirnya menemukan. Mobil B 300 Q parkir di sebuah hotel di Bandung, sehari sebelum kejadian. Tiga penumpangnya menginap semalam di hotel itu. Dari situlah identitas tiga pelaku, anggota TNI, terungkap, yakni:

Kolonel Priyanto (kini ditahan di Jakarta). Kopda Ahmad Sholeh (ditahan di Bogor). Kopda Andreas (ditahan di Cijantung). Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa menyatakan, pelaku akan dipecat dari TNI dan dihukum maksimal.

Tanpa Rahmat (jurnalis warga), sulit kasus itu diungkap. Mobilnya sudah diubah warna. Dari hitam ke abu-abu. Para tersangka sudah berpencar.

Priyanto adalah kepala Seksi Intel Korem 133/Nani Wartabone di Gorontalo, Sulawesi Utara. Dua pelaku lain di Jawa Tengah.

Apalagi, saat ditangkap Komandan Polisi Militer Kodam XIII/Merdeka Kolonel CPM Tri Cahyo Budi Kamis malam, 23 Desember 2021, Priyanto menyatakan tidak pernah ke Bandung.

Bukti rekaman video, data check in hotel, tak terbantahkan lagi. Kasusnya terungkap.

Jurnalis warga di Indonesia berkembang sejak satu dekade terakhir. Awalnya kurang populer. Karena belum ada sarana publikasi. Data diserahkan ke media massa, ditolak. Atau tidak dimuat. Sebab, kredibilitas diragukan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: