Presiden Minta Percepat Produksi Massal Vaksin MP

Presiden Minta Percepat  Produksi Massal Vaksin MP

PERKEMBANGAN vaksin buatan dalam negeri terus mengalami peningkatan. Salah satunya, vaksin Merah Putih dari Universitas Airlangga. Akan mulai menggelar uji klinik fase satu pada Februari.

Bahkan, rencananya diproduksi massal di pertengahan tahun nanti. Itu disampaikan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy. ”Vaksin Unair-Biotis ini siap diproduksi massal. Presiden sudah memberikan arahan agar dipercepat,” katanya dalam keterangan resmi kemarin (13/1).

Saat ini setidaknya sudah ada enam pengembang vaksin Merah Putih. Yaitu, Unair bersama PT Biotis, PT Biofarma bersama Baylor College of Medicine, Universitas Indonesia bersama PT Etana, Institut Teknologi Bandung dan PRBM Eijkman BRIN bersama PT Biofarma, Universitas Padjadjaran bersama PT Biofarma & Lipotek, serta Vaksin Nusantara.

Tentu itu semua dalam rangka percepatan vaksinasi Covid-19. Mengingat, selama ini vaksinasi Covid-19 memakai vaksin impor. Karena itu, vaksin buatan dalam negeri didesak segera rampung. Tujuannya, bisa menjadi pilihan untuk vaksinasi.

Muhadjir minta Kementerian Kesehatan untuk ikut menangani. Terutama sebagai regulator penghubung antara pemerintah dan industri sebagai produsen. Dengan demikian, rilis produksi vaksin Merah Putih itu sesuai rencana.

Sebab, imbuh Muhadjir, perkembangan riset dan hilirisasi vaksin buatan dalam negeri tersebut melibatkan triple-helix. Di antaranya, pemerintah, industri farmasi, dan lembaga riset atau perguruan tinggi.

Ia berharap agar segera rilis dan dapat tempat di gelaran vaksinasi nasional. Supaya bisa membantu mengakhiri masa pandemi yang hampir berlangsung selama dua tahun. ”Sehingga akhir penutup dari wabah kali ini kita akhiri dengan vaksin buatan dalam negeri. Kita bangga bisa menancapkan bendera Merah Putih tinggi-tinggi,” tandasnya.

Sementara itu, peneliti utama vaksin Merah Putih dr Dominicus Husada mengatakan, tahap uji klinik fase satu sudah sesuai rencana. Jumlah relawan sudah memenuhi syarat. Jadi, tinggal menunggu waktu pelaksanaan saja.

”Izin BPOM sesuai rencana. Prosedur final sudah dilengkapi,” katanya.

Sebelumnya vaksin Merah Putih dinyatakan lolos pra-uji klinik. Efikasinya melebihi standar WHO yang 50 persen.

Fase satu nanti sebagai ajang pembuktian. Bahwa vaksin Merah Putih benar-benar aman untuk manusia. Sekaligus tidak menimbulkan bahaya untuk keselamatan para relawan. Jika lolos, akan berlanjut pada fase dua. Yakni, membuktikan kemanfaatan vaksin tersebut.

Dominicus enggan menanggapi panjang lebar terkait penggunaan vaksin Merah Putih. Menurutnya, semua tahapan uji klinik harus dilalui dengan baik. Dengan demikian, penggunaannya nanti tinggal dikaji ulang apakah untuk suntikan dosis satu, dua, atau tiga. ”Sepenuhnya tidak ada masalah. Asal sudah diizinkan oleh BPOM,” terangnya.

Sementara itu, kemarin Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi memantau pelaksanaan vaksinasi booster di balai RW 4, Kelurahan Ngagel Rejo. Target sasarannya adalah lansia. Serta, orang-orang yang diprioritaskan.

Awalnya pelaksanaan vaksinasi booster dilakukan di 12 puskesmas. Namun, skema itu diubah. Agar masyarakat lebih mudah mengakses layanan vaksinasi. "Kalau tidak bisa, ya didatangkan ke rumah. Tapi, warga ingin sekalian jalan-jalan. Ya, terserah warga," ungkap bapak dua anak itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: