Kisah Agen Pengisian Oksigen Mitra Gas Surabaya setelah Covid-19 Melandai

Kisah Agen Pengisian Oksigen Mitra Gas Surabaya setelah Covid-19 Melandai

Mitra Gas di Jalan Gubeng Kertajaya VII H No 12 sempat kebanjiran order tabung oksigen pada serangan varian Delta Juni-Juli tahun lalu. Kini kita sudah bersiap menghadapi serangan Omicron. Apa perlu menstok oksigen di rumah?

—-

HARUS diakui, kita sangat kelabakan saat menghadapi Covid-19 varian Delta tahun lalu. Oksigen langka. Tabung ukuran 1 meter kubik yang biasanya dijual Rp 700 ribu naik jadi Rp 2,3 juta. Sementara itu, yang kalengan harga Rp 50 ribu jadi Rp 425 ribu. 

Agen isi ulang oksigen banjir rezeki. Namun, bos Mitra Gas Gunawan tidak mau mengambil kesempatan di tengah derita banyak orang.

Ia tidak menaikkan harga. Makanya, ia punya banyak langganan sampai sekarang. ”Sampai sekarang ya tetap Rp 50 ribu. Sebelum pandemi juga sudah segitu,” ujar Susanto, salah seorang pegawai yang bertugas siang kemarin (16/1).

PETUGAS demo pengisian oksigen Mitra Gas Surabaya melakukan pengisian oksigen. (Foto: Julian Romadhon-Harian Disway)

Ada lebih dari 50 tabung berukuran 6 meter kubik yang ditumpuk di lantai dasar. Stok oksigen hari itu sangat melimpah. Pemandangan tersebut berbanding terbalik dengan situasi pertengahan tahun lalu.

Kali ini ruang pengisian gas lebih lengang. Tabung-tabung itu disewa orang. Atau diletakkan di sentra pengisian oksigen di Margomulyo. Agen-agen kecil harus mengantrekan tabung mereka karena oksigen langka. Kalau sudah kosong, harus diantrekan lagi.

Susanto masih ingat betapa lelahnya hari-hari itu. Pegawai Mitra Gas tidak bisa istirahat. Mereka melayani pengisian oksigen selama 24 jam.

Gunawan bahkan ikut mengisi gas dari pukul 02.00 sampai 14.00. Dua belas jam nonstop. Jatah sarapan pagi dimakan untuk makan siang.

”Kacau lah situasinya. Pelanggan yang mengantre sampai pingsan,” ucap Susanto sambil membuka katup oksigen. Pelanggan itu sempat histeris saat mengantre. Ia mendapat kabar bahwa anggota keluarganya sudah tiada. Tabung oksigen yang sudah diantrekan tidak jadi diisi. 

Situasi kemarin jauh lebih tenang. Siang itu gorden toko ditutup. Pintunya dibuka separuh. Namun, toko tetap buka 24 jam. Siapa saja yang datang akan dilayani. 

Susanto mengatakan, bosnya masih di luar. Setelah 20 menit ditunggu, Gunawan akhirnya datang juga. Datang pula satu per satu pelanggan tetap yang mengisi oksigen untuk anggota keluarganya yang sakit jantung. 

”Sekarang sepi,” kata Gunawan sambil berlalu ke meja kasir. Saat Mitra Gas kebanjiran order, Gunawan tidak sempat menghitung berapa tabung oksigen yang diisi dalam sehari. Ia benar-benar tidak mau mengingatnya kembali. 

Mungkin bisa sampai 500 kali isi ulang? ”Enggak tahu, enggak sempat ngitung,” sahutnya. Kini rata-rata pelanggan yang datang cuma 10 orang. Mayoritas bukan pasien Covid-19. Sejak Agustus tahun lalu, situasi mulai terkendali.

Pemkot membangun RS darurat di Lapangan Tembak Tambak Wedi. Ada juga rumah oksigen di Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: