Telur Luna Maya, Kekosongan Hukum
Prof Wells: "Tuhan memberi semua bayi wanita sel telur sebanyak sekitar sejuta. Setelah itu, makin berkurang bertahap, sesuai perjalanan hidup."
Disebutkan, wanita di usia pubertas punya 300.000 sel telur. Di usia 37 jadi 25.000. Di usia 51 jadi 1.000.
Sel telur dinilai "sehat", dikombinasi dengan kualitas kromosom dan DNA. Yang hanya bisa dianalisis melalui laboratorium. Yang, setiap wanita memiliki kalitas kromosom dan DNA berbeda-beda.
Batasan Wells, wanita usia 35 adalah hasil kombinasi antara volume sel telur dengan kesehatan kromosom dan DNA.
Wanita usia 35, itu batas sel telur sehat. Idealnya. Selebihnya kurang sehat. Menjadi tidak sehat pada menopause, dikurangi delapan tahun.
Sedangkan wanita Inggris, menurut Wells, mencapai menopause di usia 48 sampai 51.
Jadi, sel telur wanita Inggris sudah tidak sehat lagi pada usia 40 sampai 43. Wells tidak menyebutkan, berapa usia rata-rata wanita Asia menopause.
Seumpama tahap menopause wanita Inggris dengan Indonesia sama. Maka, sisa waktu Luna Maya (merujuk teori Wells) tinggal dua tahun lagi. Punya sel telur sehat. Jika lewat dari itu, musnahlah keinginan punya anak. Dari sel telur dia sendiri.
Tapi, pertimbangan hukum di Malaysia jadi fokus ke tindakan Luna itu. Patut dikhawatirkan, sel telur Luna dipertemukan dengan sperma pria yang belum, atau tidak, menikah dengan Luna.
Sebab, pembentukan zigot, gampang, tersembunyi. Ngumpet di dalam tabung.
Lebih rumit lagi, seumpama, zigot hasil perkawinan sel telur Luna dengan sperma pria, entah siapa, disuntikkan ke rahim wanita, bukan Luna.
Meskipun itu hanya ”seumpama”, tapi siapa bisa jamin, bahwa ”saling-silang” itu tidak bakal terjadi? Jaminannya apa?
Apalagi, Luna artis pertama Indonesia yang freeze egg. Bagaimana kalau sudah banyak artis begitu? (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: