Love and Leashes: Film Korea Lucu tentang Topik Tabu

Love and Leashes: Film Korea Lucu tentang Topik Tabu

KETIKA Netflix merilis poster Love and Leashes bulan lalu, banyak fans yang terkejut. Sebab, topiknya cukup kontroversial. Tentang pasangan dengan preferensi seks kurang umum. Jangankan fans. Dua bintangnya, Seohyun dan Lee Jun-young, serta sutradara Park Hyun-jin saja terkejut ketika disodori proyek ini.

Love and Leashes dirilis Netflix pada Jumat lalu (11/2). Dan langsung menduduki peringkat top 10 di berbagai negara. Termasuk Indonesia. Ini tidak mengherankan. Karena film yang diadaptasi dari webtoon berjudul Moral Sense itu mengangkat topik yang agak kontroversial. Cenderung tabu. Yakni BDSM. 

’’Hal pertama yang kulakukan setelah disodori proyek ini adalah membaca webtoon-nya. Menurutku sangat menarik,’’ ungkap Park Hyun-jin, dalam wawancara yang dirilis Netflix. ’’Tidak hanya mengulas soal preferensi seksual. Di sini ada banyak hal dan pesan yang ingin disampaikan. Ia juga lucu. Dan ada bagian-bagian yang bikin penonton simpati,’’ papar perempuan yang juga menyutradarai Like for Likes tersebut.

PENGGAWA Love and Leashes, dari kiri, Lee Jun-young, sutradara Park Hyun-jin, dan Seohyun. (Foto: Netflix)

BDSM adalah singkatan dari bondage, discipline (atau dominance), sadism (atau subordinate), masochism. Identik dengan preferensi seksual yang melibatkan unsur-unsur sadomasokisme. Namun, istilah itu bisa juga merujuk pada pola hubungan yang tidak seimbang. Di antara pasangan, ada pihak yang mendominasi dan ada subordinat yang didominasi.

Nah, dalam Love and Leashes, topik kontroversial itu disajikan dalam cara yang berbeda. Tidak mengeksploitasi visual yang vulgar seperti layaknya sinema Hollywood. Prinsip dominan dan subordinat di sini ada dalam tataran ide. Yang dijalani oleh sepasang rekan kerja, Jung Ji-woo (Seohyun) dan Jung Ji-hoo (Lee Jun-young). 

Park Hyun-jin menjelaskan, relasi para tokoh di sini tidak biasa. Dimulai dari Jung Ji-woo. Perempuan yang berprofesi sebagai tim humas sebuah perusahaan tersebut cukup menawan. Dia sering dikritik karena terlalu keras dan jujur. Dia tak sungkan mengungkapkan pendapat, bahkan seringnya tanpa filter. Terlalu blak-blakan. Tapi itu murni karena dia brilian.

Namun, di mata Ji-hoo, cewek itu begitu keren. Dia jatuh hati terhadap perempuan yang tegas cenderung galak tersebut. ’’Kupikir aku bisa menuturkan cerita tentang kenormalan sebuah hubungan yang dibangun dari karakter-karakter yang tidak biasa. Ji-woo jelas bukan gambaran cewek ideal yang sering dilihat dan diharapkan fans,’’ jelas Hyun-jin.

Seohyun dan Lee Jun-young sama-sama shocked ketika kali pertama membaca skenarionya. ’’Pokok masalahnya unik banget. Aku jadi ingin menantang diriku sendiri sebagai aktor,’’ ungkap Seohyun.

Di sisi lain, Lee Jun-young membaca skenario sekitar empat atau lima kali. Bukan karena tidak paham. Tapi karena skripnya memang sangat asyik diikmati. Ia juga rela ketika harus menaikkan berat badan hingga 9 kg untuk film ini. Karena dalam skrip buatan Park Hyun-jin an Lee Da-hye, tubuh Jung Ji-hoo lebih berisi dan seksi.

’’Aku sangat ingin tahu reaksi penonton ketika menonton film ini. Bukan hanya penonton Korea. Tapi juga fans di 190 negara yang lain,’’ kata Seohyun, merujuk pada peredaran Love and Leashes di Netflix. ’’Aku penasaran dengan perspektif mereka,’’ lanjut mantan personel Girls’ Generation tersebut.

Jun-young, yang merupakan personel boyband UKISS, sepakat. ’’Pasti menarik bagaimana fans dari berbagai latar belakang kultural, dan berbicara dengan bahasa yang berbeda, bisa menerima cerita kami,’’ tandasnya riang. (Retna Christa)

Sumber: