Tri Novita Menyanyi dan Menari untuk Ibu

Tri Novita Menyanyi dan Menari untuk Ibu

Pengerjaan lagu itu dilakukan via online dengan para musisi jebolan ISI Yogyakarta. Termasuk menentukan nada dasar, kecepatan ketukan dan sebagainya. Aransemennya digarap oleh M Fazhar Adha, kemudian sample musik dikirim pada Tri di Ekuador. ”Saya tinggal merekam suara berdasarkan sample itu. Tentu sambil berkoordinasi dengan Fazhar. Kalau ada fals, Fazhar yang menegur lewat telepon,” ujarnya.

Lokasi pembuatan video klip berlangsung di Parque Guapulo, Cumbaya, atau Taman Guapulo di daerah Cumbaya. Tak jauh dari pusat kota Quito, Ekuador. Beberapa adegan diambil baik ketika Tri bernyanyi dengan mengenakan pakaian berwarna krem.

Juga ketika dia menari dengan mengenakan pakaian serba hitam. ”Videografernya Alfonso Lopez. Ia rekan saya di Quito,” ujar anak ketiga dari empat bersaudara itu.

Ada kesan ketika membuat video klip. Gigitan nyamuk.”Nyamuk Ekuador besar-besar. Berbeda dengan nyamuk di Indonesia. Sampai sekarang gigitannya masih membekas, lho,” paparnya lantas tertawa

Video Sisa Rasa Mahalini, Cover by Telu tersebut diunggah oleh laman YouTube pribadi Tri, Telu Bae. Tepatnya pada 14 Februari lalu. Menyuguhkan nyanyian sekaligus tarian yang membuat Tri menemukan karakternya.

Proyek cover lagu sembari menampilkan tarian dan nyanyian akan diunggahnya pada Maret mendatang. ”Judulnya rahasia. Subscribe saja akun saya untuk mengikuti unggahan terbaru,” ujarnya.

Semua adegan ditampilkan dengan baik. Memberi kesan yang kuat dalam benak penikmatnya. Terutama tarian yang dibawakan. Slow, namun penuh penghayatan akan rasa kehilangan bercampur kerinduan.

Setelah berjalan, Tri Novita dan duduk di bangku taman. Sayu, sedih, seakan timbunan rindu menumpuk di kepalanya. Matanya yang seakan letih sesekali menatap kamera kemudian mulai bernyanyi lagi.

Ekspresi Tri juga cukup maksimal. Pada adegan pertama ia berdiri di sebuah bangunan tua di Parque Guapulo. Kemudian berjalan dan duduk di bangku taman. Sayu, sedih, seakan timbunan rindu menumpuk di kepalanya. Matanya seakan letih, menatap kamera kemudian mulai bernyanyi.

Melihatmu bahagia, satu hal yang terindah/Anugerah cinta yang pernah kupunya/Kau buatku percaya ketulusan cinta/Seakan kisah sempurna ’kan tiba.

Tri berdiri, berjalan perlahan meninggalkan taman, tepat ketika alunan grand piano dan melagukan lirik: Masih jelas teringat pelukanmu yang hangat/Seakan semua tak mungkin menghilang/Kini hanya kenangan yang telah kau tinggalkan/Tak tersisa lagi waktu bersama.

Jelang reffrain, nada grand piano berpadu dengan dentum ritmis electric drum, mengiring adegan ketika Tri menarikan kerinduannya. Mengapa masih ada/Sisa rasa di dada/Di saat kau pergi begitu saja?/Mampukah ku bertahan/Tanpa hadirmu, sayang?

Segala gerak rengkuhan, mengusap pipi, wajah, kehangatan kasih ibu dan kerelaan untuk melepas kepergiannya, terungkap dalam gerak pamungkas. Yakni saat kedua tangan Tri terbuka lebar dengan sedikit ekspresi senyuman di bibirnya.

Tepat ketika bait akhir reffrain dinyanyikan: Tuhan, sampaikan rindu untuknya, rindu untuknya. (Heti Palestina Yunani-Guruh Dimas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: