Sulap Abu Terbang Jadi Pengganti Semen
Jumlah guru besar di Universitas Kristen Petra menjadi 13 orang. Yang terakhir baru dilantik, kemarin (11/3). Yakni Prof Antoni sebagai Guru Besar Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan.
Inovasi yang dibuatnya patut mendapat acungan jempol. Sebab, ia berhasil menyulap limbah menjadi barang berguna. Yaitu abu terbang (fly ash) sebagai bahan pengganti semen dalam pembuatan beton.
“Abu terbang itu sisa pembakaran PLTU. Jadi saya riset biar ada manfaatnya,” katanya. Sebab jika abu terbang itu dibiarkan bisa berpotensi buruk. Di antaranya bisa mencemari lingkungan secara masif. Bahkan menimbulkan penyakit saluran pernafasan kronik dan nonspesifik pada manusia.
Antoni tergerak melakukan riset tersebut mengingat jumlah limbah abu terbang di Indonesia sangat besar. Sepanjang 2021 total sekitar 8,7 juta ton. Dari jumlah itu, hanya sekitar 10 persen yang berhasil didaur ulang.
Akhirnya ia pun membuktikan bahwa limbah itu bisa dimanfaatkan dengan baik. Tentu sesuai bidang keilmuannya. Abu terbang memang mulai dimanfaatkan untuk pembuatan beton di Indonesia.
Namun, umumnya hanya dengan kadar rendah. Berkisar antara 20-30 persen saja sebagai pengganti bahan semen. Antoni memecahkan asumsi itu melalui risetnya. “Kadar penggunaannya ini masih bisa ditingkatkan hingga 100 persen,” jelasnya.
Dalam risetnya, ia mengembangkan metode quality control mutu pada abu terbang tersebut. Bahkan bisa dilakukan dengan cepat. Ia menyebut alat itu rapid indicator. Bahannya cukup sederhana. Cuma pakai abu terbang yang dicampur air, pasir, dan krikil.
Sementara itu, Rektor UK Petra Prof Dr Djwantoro Hardjito turut membuka acara pengukuhan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa gelar profesor memang jabatan akademik tertinggi. Namun tidak boleh dimaknai sebagai ‘puncak’.
“Seorang profesor memiliki tugas dan tanggung jawab makin besar, sebagai pemimpin, panutan dan penentu arah di bidang akademik.”, pesannya. (Mohamad Nur Khotib)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: