Ada Kategori Juara Umum dan Atlet Terbaik

Ada Kategori Juara Umum dan Atlet Terbaik

PERHELATAN Disway Open Wushu Championship (DOWC) 2022 digelar lima hari lagi. Ada kejutan baru di kejuaraan wushu tatap muka itu. Panitia dari Harian Disway dan sasana Citra Satria Wushu Indonesia (CSWI) menyediakan dua kategori juara. 

Kategori pertama adalah juara umum. Piala Gubernur Jatim terbesar itu disediakan bagi sasana yang terbaik. Yakni dihitung dari jumlah atletnya yang paling banyak menyabet medali.

“Jadi, seperti biasa, dihitung secara tim,” kata pendiri CSWI Isidorus Sukarno, kemarin (18/3). Artinya kategori juara umum itu lumrah tersedia di setiap ajang kejuaraan wushu. Juara umum berikutnya untuk kategori wushu tradisional.

Sedangkan kategori berikutnya disediakan khusus bagi atlet terbaik. Yang terakhir ini untuk setiap kelas yang diperlombakan. Yakni dihitung dari medali emas yang diperoleh oleh setiap atlet. 

“Di junior C, misalnya. Nanti dipilih siapa yang paling banyak medali emasnya,” lanjut Ko Isi, sapaan karib dari Isidorus. Kategori juara atlet terbaik itu bisa dibilang istimewa. Sebab, jarang ada di setiap kejuaraan wushu. Panitia memang secara sengaja memunculkan kategori atlet terbaik. 

Inisiatif itu muncul sebagai bentuk penghargaan bagi perjuangan para atlet. Sebagai hasil dari konsistensi latihan mereka selama dua tahun belakangan. 

Mengingat banyak sasana yang tutup sementara karena pandemi Covid-19. Baik di sasana di sekolah maupun di luar sekolah. “Ini sengaja disediakan kategori juara atlet terbaik. Biar gak sama dengan kejuaraan lain. Apalagi DOWC ini kan kejuaraan yang pertama digelar secara tatap muka,” katanya.

Menurut Ko Isi, kompetisi DOWC 2022 bakal berlangsung ketat. Sebab diikuti para atlet dari banyak sasana yang bagus. Di Jatim, misalnya, para atlet berasal dari berbagai sasana yang cukup diperhitungkan.

Di antaranya, dari Surabaya ada sasana Yasanis, CSWI, dan Lima Naga. Dari Kediri ada sasana Guang Wushu. Dari Jember ada sasana Garuda. Bahkan dari Bali diikuti atlet dari sasana Genta Dewata Tabanan. Meski begitu, sasana lain juga tidak bisa dipandang sebelah mata. Selalu ada kejutan. Selalu ada kuda hitam.

Kemampuan para atlet yang ikut DOWC 2022 dipastikan hampir merata. Tidak timpang pada setiap kelas. “Ya kompetisi kali ini sangat ketat. Semua atlet yang ikut punya kemampuan yang terus berkembang,” ucap pria yang pernah ikut ajang Indonesia Mencari Bakat itu. 

Kondisi itu berbeda dengan lima tahun belakangan. Setiap perhelatan kejuaraan wushu kerap didominasi oleh atlet tertentu saja. Sebab kemampuan para pesertanya sangat timpang. 

“Sekarang sudah rata. Terutama di Jatim. Atlet yang bagus tidak hanya dari Surabaya,” terangnya. Dari Malang, Kediri, Jember, sudah bagus-bagus. Sehingga pertandingannya bakal imbang.

Cornelius Billy Bonaventura memeragakan jurus qiangshu (tombak).
(FOTO: BOY SLAMET-HARIAN DISWAY)

DOWC 2022 diikuti oleh puluhan sasana dari berbagai daerah. Jumlah atlet yang diturunkan ke gelanggang dari setiap sasana juga berbeda-beda. Sementara ini, yang paling banyak dari Malang. Ada sekitar 60 atlet yang berasal dari 3 sasana.

Isidorus mengingatkan bahwa kejuaraan wushu sangat penting bagi pertumbuhan para atlet. Yakni sebagai ajang untuk mengukur perkembangan kemampuan mereka. “Karena kasihan jika latihan terus kalau tidak ikut kejuaraan. Mereka gak akan tahu sampai mana perkembangan kemampuannya,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: