Jalan Sabil
”Saya belum pernah ke Eropa. Jadi, tidak bisa membayangkan seperti yang Mas Arif sebut,” katanya. Ia malah kepingin pergi ke New Zealand. Untuk sekadar menikmati keindahan alam negara di dekat kutub selatan itu.
Saya diajak keliling kebun dengan menggunakan mobil golf. Melalui jalan rerumputan yang terawat rapi. Di sisi kiri dan kanan jalan dalam kebun berpagar tanaman indigofera. ”Ini tanaman berprotein tinggi untuk ternak,” tuturnya.
Arum Sabil bukan seperti Indra Kenz atau Doni Salmanan yang kaya mendadak. Ia juga bukan pemain robot trading sehingga bisa punya farm berhektare-hektare di Jember. Bukan crazy rich abal-abal yang suka pamer.
Dengan ladang perkebunan dan rumah sedemikian besar, hanya terlihat satu mobil Land Cruiser lama. Tidak terlihat mobil mewah lainnya. Malah terlihat sejumlah alat berat dan mobil Hiace. Mobil Hiace itulah yang sering dipakai bepergian ke Surabaya.
Kehidupannya sekarang merupakan perjuangan panjang. Sejak SMP ia sudah sambil kerja untuk membiayai sekolahnya. Di SMA juga sambil kerja sebagai tukang foto keliling. Selepas SMA, ia merantau ke Kalimantan.
”Saya dulu kerja di perkebunannya Pak Prajogo Pangestu. Sebelumnya di perkebunan Pak Hasan. Dari situlah saya memiliki modal untuk merintis usaha perkebunan di sini,” tambah pria yang dikenal juga dekat dengan mantan Menteri BUMN Rini Soemarno itu.
Sebagai orang yang berangkat dari bawah, Arum Sabil telah menemukan jalan lapang dalam hidupnya. Jalan yang wangi sesuai dengan namanya. Pencapaian yang cepat bagi seorang yang berangkat dari nol.
Ia mulai mengembangkan perkebunannya pada usia 22 tahun. Di usianya yang ke-48 tahun, ia telah memiliki hamparan kebun dan lahan pertanian yang juga sekaligus menjadi tempat tinggalnya.
Bukan sekadar kebun biasa. Melainkan, hamparan kebun dengan kastil di dalamnya. Saya pikir, ia dan keluarganya bisa hidup dari perkebunan dan ternaknya meski tidak harus keluar dari padepokannya.
Ia punya laboratorium pertanian juga. ”Saya selalu berusaha mengembangkan komoditas yang bisa diaplikasikan para petani. Saya uji coba sendiri. Jadi, kalau gagal biar saya saja yang gagal. Jangan petani,” katanya.
Saya sempat merasakan makanan hasil kebunnya. Jamur goreng, kolak dan ubi goreng, serta bakso hasil olahan sendiri. ”Menko Perekonomian dan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto juga baru ke sini,” tambah Arum Sabil.
Hasil kerja kerasnya telah menjadikannya tokoh di balik sejumlah tokoh. Ia telah menjadi jalan wangi bagi dirinya dan sejumlah orang lain. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: